Home Start Back Next End
  
19
2.1.4.3 Dengan
Penulis buku
biografi Gesang, Bpk. IzHarry
A.M
Pak  IzHarry Agoesjaya
Moenzir dikenal juga
sebagai
wartawan, kolumnis, pembawa
acara  televisi, dan  penyiar radio. Beliau juga
seorang penulis buku 
yang
salah 
satu  buku
best  seller-nya adalah buku 'Bukan
Testimoni Susno'
yang  cukup kontroversial. Beliau
banyak bercerita
tentang pengalamannya sebelum dan
setelah mengenal sang
maestro
keroncong Gesang. ·
Beliau merasa aneh  ketika kurang Iebih
20
atau  15
tahun 
yang Ialu
banyak orang-orang,
pejabat pemerintahan yang
beliau kenai sering menyanyikan !ago bengawan solo, namun
ketika
ditanya mereka kurang kenai dan
mengetahui sosok
pencipta !ago tersebut yaitu
Gesang.Gesang selalu
dilupakan, tidak  lagi
menarik, Gesang merupakan sosok orang tua
jaman dahulu yang tidak 
punya daya  jual.
Hal
inilah
yang
mendorong beliau.untuk menulis buku  tentang Gesang agar 
masyarakat
tahu  siapa 
Gesang.
Namun sayangoya pada
cetakan pertama yang  diterbitkan oleh
Gramedia sebanyak 3000  eksemplar hanya laku  kurang dari
1000 eksemplar.Hal ini
menunjukkan bahwa seorang
Gesang memanglah tidak  dipedulikan oleh  masyarakat,
khususnya generasi saat
ini
yang
tidak
mengenal
Gesang. Beliau mengongkapkan
kalupun ada
yang membelinya itupun hanya segelintir orang saja  dan
hanya laris di
satu
bulan
pertama sejak 
meninggalnya
Gesang, setelah itu
buku 
tersebut kurang laku  dan
tidak
termasuk kategori best seller.
·
Beliau nienilai kepribadian
Gesang adalah sosok yang  sederhana, sangat bermoral,
hidupnya penuh
dengan duka  dan
buku 
biografi seharusnya bisa
menginspirasi,
menghargai karya seniman-seniman hebat  agar  tidak
sama 
nasibnya seperti
Gesang.
2.1.4.4 Dengan ketua
Yayasan Gesang, Bpk. Didit bagus Praksoso
Didit 
Bagos Prakoso
merupakan keponakan dari
Gesang yang  menjadi ketua umum
Yayasan
Gesang. Setelah
wawancara dengan beliau, beliau bercerita banyak tentang
hubungannya
dengan
Gesang, visi,
misi  dan
kegiatan-kegiatan Yayasan
Gesang.
Secara garis  besar, yayasan ini
sedang berupaya
mencari dana  untuk 
mendirikan
'Museum Gesang' di
kota
Solo  yang
bisa
dibilang akan
menjadi Taman
Ismail
Marzukinya Solo. Tujuan utamanya adalah untuk senantiasa melestarikan karya-karya
cipta 
Gesang agar  dikenal
oleh
generasi kedepannya.
Kegiatan yang  dilakukan
biasanya adalah menyelenggarakan konser keroncong dengan
bentuk penggalangan dana  dengan 
mengondang tokoh-tokoh, artis
atail
pejabat Indonesia.
Selain itu
juga
Yayasan ini
mengelola segala yang
berkaitan dengan perizinan
penggunaan karya cipta  atas
nama 
Gesang (event!konser) agar
bisa
mendapatkan royalti
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter