18
Martodihardjo. Sebelum
meninggal dunia ia
tinggal
bersama adik
tirinya
yang
bernama
Toyib serta beberapa keponakannya.
Saat
penulis
melakukan survey
kesana,
penulis bertemu dengan seorang
keponakannya
yang
juga
merupakan anak dari
Pak
Toyib
yaitu
Yani
Effendi. Berikut
garis
besar
basil
dari wawancara dengan beliau :
Gesang merupakan orang yang jujur,
sederhana, dan
apa
adanya. Ia
lebih suka hidup
dengan
tenang tanpa ambisi
apapun. Meskipun dimasa tuanya
Gesang mendapatkan
banyak penghargaan dan royalti atas
karya ciptaannya, namun hal
itu
tidak
membuat ia
Jupa
diri.
Hasil dari
karyanya selama ini
disimpan di
empat rekening bank.
Gesang lebih senang menghabiskan waktunya dengan bermain musik, alat
musik
kegemarannya adalah suling bambu. Meskipun ia
seorang komponis besar, ia
hanya
mahir
memainkan suling tersebut. Gesangjuga
hobi
memelihara burung, menangkap
capung dan
mendengarkan radio,
Gesang juga
Jebih
senang menaiki motor Honda
tuanya, semua aktifitasnya sangat sederhana.
Sebelum
Gesang
meninggal
dunia, banyak para
pejabat, artis
lokal, hingga
penggemarnya yang berasal dari
luar
negeri
sering berkunjung kerumahnya.Namun
setelah
Gesang meninggal dunia, hal
tersebut sudah jarang sekali.Adapun
yang
berkunjung
adalah anak-anak
muda yang
sedang melakukan penelitian, itupun hanya
sesekali saja.
Harapan
keluarga Gesang adalah bagaimana agar
masyarakat Indonesia tidak dengan
mudah melupakan
Gesang, dan
mereka ingin
wasiat
Gesang sebelum
meninggal
dunia
agar
masyarakat Indonesia bisa
menghargai karya komponis nasional dan agar
musik
keroncongjangan
sampai mati.
2.1.4.2 Dengan PT.
Gema nada
Pertiwi, Ibu
Sufeni Susilo
Setelah
melakukan wawancara langsung dengan Ibu
Sufeni Susilo
yang
menjabat
sebagai Marketing Manager PT.
GNP, secara garis besar
hasilnya adalah PT.
GNP
merupakan salah satu anggota ASIRI (Asosiasi Indursri Rekaman Indonesia), label
record
yang
memiliki
positioning
memproduksi lagu-lagu tradisional dan
Jagu-Jagu
daerah atau
lagu peJ.juangan. Target
pasar PT.
GNP tidak
hanya di
Jawa dan
Indonesia
tetapi
di
Juar
Indonesia juga
seperti
Jepang, Belanda, Suriname, dan
China. Kebanyakan
pasar
mereka
adalah orang-orang tua
dan
beberapa
pejabat kedutaan besar
Republik
Indonesia di
negara lain yang
rindu akan
musik-musik tanah air.
Mereka prihatin dengan
keadaan saat ini
yang
mana
musik-musik daerah kurang diminati oleh generasi saat ini.
Ditambah
dengan maraknya
musik-musik bajakan yang
hadir dimasyarakat sejak
dulu.
Namun PT.
GNP akan
terus berkomitmen dan
konsisten dalam
menjaga dan
melestarikan
Jagu-lagu tradisional
maupun daerah
dalam
bentuk album fisik dengan
alasan bahwa album fisik
memiliki value tersendiri
yang
kemasannya bisa
dirasakan.
|