Home Start Back Next End
  
10
Lagu
"Bengawan Solo"  terutama sangat disukai oleh
masyarakat Tiongkok
dan
Jepang,
sehingga ia
sempat berkunjung ke
Tiongkok
dan
Korea  Utara  bersama Misi 
Kesenian
Indonesia pada  tahun 
1963, kemudian berturut-turut pada
tahun 
1988, 1990, 1991 
dan
1994
mendapatkan undangan untuk 
memperkenalkan musik keroncong
di
Jepang.
Terakhir pada  tahun 1996  ia
mendapatkan
kehormatan untuk  tampil dalam acara khusus
untuk dirinya "Malam
Bengawan Solo", selama 2
malam 
berturut-turut di
kota
Shanghai
Tiongkok. ia
juga 
diundang ke
Jepang untuk
menghadiri pesta 
musim
dingin di
Sapporo
selama satu  minggu, begitu pula
ia
pemah
diundang ke
Singapura.
Dengan lagu 
Bengawan Solo,  Gesang dikabarkan
banyak 
sekali
memperoleh imbalan
dan
royalti yang  tersimpan di
Jepang selama 30
tahun  bemilai hampir 1
milyar rupiah,
namun royalti itu
gagal  cair
dikarenakan tidak  turut  sertanya Indonesia dalam Konvensi
Hak  Cipta International di
Jenewa.
Gesang Mahartono, adalah putra  kelima dari  Martodihmjo. Dilahirkan
pada  tanggal
I
Oktober 1917
dengan nama Sutadi, karena sering sakit-sakitan, namanya diganti
menjadi
Gesang yang
artinya 'hidup'.
Ayahnya bemama
Martodihardjo, seorang
juragan batik 
yang
cukup 
terkenal di
Solo  pada  masa  itu,
lbu
kandungnya Sumidah,
meninggal ketika
ia
baru
berusia 5
tahun. Kemudian
ayahnya menikah Iagi
dengan
Isniyem hingga
memiliki 6
keturunan. Setelah
Isniyem meninggal dunia,
Martodihardjo
menikah untuk
ketiga kalinya dengan Ismirah tetapi 
tidak
memiliki keturunan. Gesang
sendiri hanya sempat mendapat pendidikan formal di
Sekolah Rakyat Ongko
Loro
sampai kelas  5 SD.
Semasa mudimya, Gesang adalah 
penyanyi
pada
orkes  keroncong "Kembang
Kacang"
pimpinan Supinah. Di
orkes  inilah  bakat 
gesang sebagai penyanyi dan  pencipta lagu
berkembang.Setiap lagu  baru  yang  dihasilkannya, Gesang segera meminta
kepada salah
seorang pemain orkes keroncong Kernbang kacang untuk 
dimainkan pada  gitar  atau
piano. Gesang
mengaku bahwa ia
kurang
menguasai teori
musik, ia
hanya mahir
memainkan suling bambu.
Pada  tahun 
1941, Gesang muda  memiliki kekasih hati
yang
bemama Sri
Melati, dimana
ada
lagu  yang
betjudul "Sapu Tangan" yang  terinspirasi dari
sang  kekasih. Namun
hubungan itu
tidak 
beijalan lama
karena tidak  ada
restu
dari
keluarga. Gesang kemudian
menikah dengan seorang gadis
pengagumnya
yang
bemama
Walinah. Selama 20
tahun
menikah, mereka tidak  dikaruniai seorangpun anak.
Karena krisis ekonomi
mereka
memutuskan
untuk
bercerai pada
tahun 
I
96 I.
Sampai meninggal dunia pun 
Gesang tidak
pemah berumah tangga  Iagi.
Gesang merupakan sosok 
pribadi yang
sangat
bermoral dan
sederhana. Dia  tidak 
pemah
mempuyai impian yang
muluk-muluk. Baginya apa
yang
telah  didapat
merupakan
kenikmatan tersendiri yang
tidak  pemah disesali. Sejak  masih 
muda 
Gesang selalu setia
kepada seni, dan
kesetiaannya itulah  yang
merupakan salah  satu
penyebab
perpisahan
dengan istrinya. Pada  masa  itu
Gesang tidak  memiliki pekerjaan tetap, ia
hanya menjadi
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter