11
satu ke
tempat pementasan di
kota
lain,
itupun dengan honor
yang
kecil
sekali. Orkes
keroncong yang
pemah di
ikuti
Gesang antara
lain; Orkes Keroncong Kembang kacang,
Sinar
Bulan, Monte Carlo dan
Bintang Surabaya.
Kehidupan
Gesang penuh dengan derita, setelah ia
bercerai dengan Walinah, Gesang
tidak
memiliki tempat tinggal. Karena sumber penghasilan dari
rumah dan tokonya yang
ada
di
Tirtonadi sudah digadaikan dan
dijual
untuk
kebutuhan hidup selagi masih
berumah tangga. Diumur 65
tahun
Gesang tak
punya istri, anak, tempat tinggal
bahkan
uang. Ia
hidup miskin,
menumpang hidup dirumah bekas pembantunya Ibu Ngainah.
Ibu Ngainah inilah yang dengan tulus
menemani
dimasa-masa sulit
Gesang.
Sungguh tragis, disamping fenomenalnya lagu
"Bengawan Solo" yang terkenal dan
dinyanyikan dimana-mana, kehidupan komponisnya sangatjauh
dari nasib ciptaannya.
Tidak ada
penghargaan, royalti, dan
perhatian. Hingga pada akhimya seorangjumalis
memuat kisah kehidupan
Gesang dalam
sebuah surat
kabar. Kemudian berita itu
sampai
kepada pejabat setempat yang
memberinya penghargaan
tingkat nasional
dan
hadiah
rumah di
perumnas Palur Jawa Tengah.
Dimasa tuanya Gesang
justru sering s,ekali aktif
mendapatkan penghargaan
dan
berbagai royalti dari karya-karyanya. Pada usia
85
tahun ia
mendapatkan rekor
MURI
karena
masih mampu
merekam suaranya untuk sebuah album
yang diproduksi oleh PT.
Gema Nada Pertiwi meskipun suaranya tidak lagi
bagus karena faktor usia. PT.
GNP
juga
mengelola royalti karya
Gesang. Banyak karya
Gesang yang diproduksi
dalam
bentuk album
meskipun
dinyanyikan
dengan penyanyi lain
dan
dalam versi yang
berbeda namun Gesang tetap
mendapatkan royalti
tersebut. Selain itu
Gesang juga sering
diundang dalam berbagai konser musik
keroncong.
Gesang
yang
sudah sangat tua
sering sakit-sakitan, tidak
memungkinkan untuk
melakukan aktifitas seperti biasanya, ia
lebih banyak beristirahat dirumah orang
tuanya
Kem1ayan. Solo ditemani adik tirinya Toyib dan
beberapa keponakannya. Kondisi
kesehatannya semakin parah hingga pada akhimya
Gesang dilarikan kerumah sakit dan
meninggal dunia tanggal 20
Mei 2010 pada
usia
92
tahun.
Banyak pejabat maupun artis
artis
dan
tokoh-tokoh nasional berdatangan ke
rumah duka untuk
memberikan
penghormatan terakhir. Selain itu
juga beberapa penggemar Gesang dari jepang. Jenazah
Gesang di
makamkan dengan upacara militer. Gesangjuga
diwacanakan
menjadi
Pahlawan
nasional
karena jasanya
di
bidang kebudyaan.
2.1.2.2 Lagu
Ciptaan
Si
Piatu (1938), Roda Dunia (1939), Suasana
Desa (1939), Bengawan Solo (1940),
Sapu Tangan (1941), Tirtonadi (1942), Jembatan merah (1943), Pandan
Wangi
(1949),
Kecewa (1950),
Nawala (1955), Pangling (1955), Nemahi (1955), Pinter (1960),
Sandang
Pangan (1960), Janji
Rukun (1960),
Pilih
Tanding (1960), Payungan
(1960),
|