Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan
efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus
Response Theory atau S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa
komunikasi
merupakan
proses aksi-reaksi.
Artinya
model
ini
mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-
simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan
cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau
negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini
merupakan
reaksi positif,
namun
jika tersenyum dibalas dengan palingan
muka maka
ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian
mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle
atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda
dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat
memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan
sebagai
jarum
suntik
besar
yang
memiliki
kapasitas
sebagai
perangsang
(S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula.
Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah
reaksi
khusus
terhadap
stimulus khusus sehingga seseorang dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;
Pesan (stimulus, S)
Komunikan (organism, O)
Efek (Response, R)
|