![]() semestinya melalui proses penyaringan yang ketat terkalahkan oleh sifat
mudah
dipengaruhi.
Akibatnya
terjadi pergeseran
implementasi
toritikal
dari teori S-O-R menjadi teori S-R. Artinya,
respon yang ditimbulkan
sebagai konsekuensi adanya stimulus iklan televisi yang diterima remaja
tanpa melalui filter organisme yang ketat.
Kontribusi
Teori
S-O-R
begitu
terlihat
dalam
iklan
televisi.
Dilihat dari sudut pandang target sasaran, secara kondisional yang
gampang
dipersuasi
adalah
remaja.
Remaja.
Remaja
yang
masih
berada
pada masa transisi memiliki tingkat selekivitas yang lebih rendah di
bandingkan dengan dengan orang dewasa.
Konsekuensinya,
wajar
jika
remaja menjadi kelompok sasaran
utama iklan televisi. Akibatnya, tanpa
disadari
remaja
telah
memposisikan
diri
sebagai
kelompok
hedonis
dengan rating tinggi. Keinginan yang
selalu
menggebu-gebu
dalam
memenuhi kebutuhan hidup adalah indikasi yang pas sekaligus
menggambarkan betapa
remaja begitu sukar untuk menunda desakan
kebutuhan emosinya.
Membeli dan mencoba seakan menjadi bagian hidup remaja yang
sejalan
dengan
mengkristalnya
kognisi
tentang
aneka
ragam kebutuhan
yang ditawarkan televisi melalui iklannya yang akomodatif dan fantastis.
(
diakses
pada
tanggal
3
juli
pukul
18.08 )
2.3
OPERASIONALISASI KONSEP
|