Home Start Back Next End
  
16
2.4
Beton Ringan
Beton
ringan
adalah
beton
yang
memiliki
berat
jenis rata-rata
lebih
ringan jika dibanding dengan beton konvensional. Berat jenis beton ringan
berkisar
di
antara
300
1850
kg/m³, sedangkan
berat
jenis
beton
konvensional berkisar antara 2200 –
2400 kg/m³. Beton ringan sudah
banyak diproduksi di luar negeri khususnya Eropa, dan mulai banyak juga
digunakan
di
dalam negeri.
hal
ini
dikarenakan
beton
ringan
memiliki
banyak keunggulan dibanding beton konvensional, yaitu harga yang cukup
kompetitif
jika
dibanding
dengan
beton
konvensional,
biaya
pengiriman
lebih murah karena lebih ringan, dan juga beton ringan memiliki fungsi
insulasi panas yang jauh lebih tinggi dibanding beton konvensional. Selain
itu beton ringan tahan terhadap lumut dan kelembaban yang tinggi.
Beton ringan adalah beton yang yang dibentuk dengan cara
membentuk
atau
memperbesar
rongga
udara
di
dalam beton
atau
yang
dikenal juga dengan nama beton aerasi (Autoclaved Aerated
Concrete/AAC). Beton ringan AAC ini pertama
kali
dikembangkan
di
Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif
material bangunan untuk
mengurangi penggundulan hutan. Beton ringan AAC ini kemudian
dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman di tahun 1943. Hasilnya,
beton ringan aerasi ini dianggap sempurna, termasuk material bangunan
yang
ramah
lingkungan,
karena
dibuat
dari
sumber
daya
alam yang
berlimpah. 
Sifatnya 
kuat, 
tahan 
lama, 
mudah 
dibentuk, 
efisien, 
dan
berdaya guna tinggi. Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal sejak
tahun 1995.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter