Home Start Back Next End
  
37
Sebelumnya, Bandura (1962) telah mengembangkan ide dari Miller &
Dollard
(1941)
tentang belajar meniru atau imitative learning, sebelum sampai pada teori
belajar sosial. Dalam aplikasinya, teori ini lebih relevan untuk dipakai pada analisa
efek dari media massa kepada khalayak di level individu. 
Kunci atau ide paling utama dari teori kognitif sosial adalah observational
learning atau belajar lewat pengamatan. Ketika ada ‘model’ atau contoh yang dapat
diikuti di dalam lingkungan seorang individu, maka pembelajaran dapat berlangsung
lewat pengamatan. Terkadang, perilaku yang ada pada diri seseorang dapat muncul
lewat proses pencontohan ini. Modeling or imitation is the direct, mechanical
reproduction of behavior (Pencontohan atau imitasi adalah reproduksi yang sifatnya
mekanis dan langsung atas perilaku) (Baran & Davis, 2000: 184). Aktivitas imitasi
ini dapat berlangsung lewat komunikasi antarpribadi, seperti seorang yang
mengajarkan orang lain cara memasak dengan mengulangi kegiatan tersebut berkali-
kali. Selain komunikasi antarpribadi, proses pencontohan atau imitasi juga dapat
berlangsung lewat sumber media seperti televisi atau radio, misalnya ketika
seseorang dapat berbahasa Inggris
dengan lebih baik setelah sering menyaksikan
serial televisi asing atau mendengarkan siaran radio asing. Akan tetapi, tidak semua
narasumber dapat langsung mempengaruhi khalayak. Dalam kasus ini, teori kognitif
sosial menggunakan konsep dasar reward and punishment (hadiah dan hukuman),
tetapi konsep ini ditempatkan pada konsep belajar sosial (Miller, 2005: 252-253). 
Menurut Baranowski, Perry, dan Parcel (1997: 161), ‘reinforcement is the
primary construct in the operant form of learning.’ Proses penguatan atau
reinforcement merupakan konstruk utama dalam cara belajar seseorang. Konsep ini
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter