Home Start Back Next End
  
42
riset tentang dampak dari kekerasan yang ditampilkan di media pada anak-anak dan
orang dewasa, dan ia menyimpulkan bahwa terdapat beberapa bukti yang kuat yang
menghubungkan efek dari penggambaran kekerasan melalui media terhadap
perilaku, sikap dan aspek kognitif penontonnya. Teori kognitif sosial, yang amat
menekankan efek pada perilaku, mengatakan bahwa penggambaran kekerasan itu
memicu baik peningkatan maupun penurunan dalam perilaku kekerasan tergantung
pada perilaku yang mendapatkan imabalan maupun hukuman, dan pada sejauh mana
penonton mengidentifikasi diri mereka pada model yang melakukan kekerasan
dalam media. Tentu saja, riset Bandura (1962) dan Berkowitz (1964) mendukung
hubungan mendasar antara menonton perilaku kekerasan dan pemodelan perilaku
dalam interaksi. Bagaimanapun, riset terakhir telah menambahkan kompleksitas
untuk persamaan ini, dengan alasan bahwa isu-isu seperti kecenderungan perilaku
agresif yang sudah ada, proses kognitif media, realita yang digambarkan mediam dan
bahkan pola makan bisa memengaruhi sejauh mana seseorang ‘belajar’ tentang
kekerasan dari media (Miller, 2005: 254).
Aplikasi dari teori kognitif sosial pada studi tentang kekerasan melalui televisi
mempertimbangkan bagaimana media dapat memiliki dampak yang mungkin tidak
diinginkan pada khalayaknya. Akan tetapi, sudah banyak dipertimbangkan aplikasi
yang lebih berguna dari teori kognitif sosial. Makin banyak sarjana komunikasi yang
menggunakan konsep hiburan dan pendidikan dalam pertimbangan bagaimana pesan
pada program hiburan bisa digunakan untuk menimbulkan perubahan perilaku dan
sosial. Misalnya telenovela yang disiarkan di banyak negara, selain dapat menghibur,
juga dapat menyampaikan isu tentang keluarga berencana, persamaan hak pria dan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter