17
2.2
Tinjauan Teh
2.2.1
Tanaman Teh
Nama latin dari TEH adalah Camelia Sinensis (keluarga Camelia) Pada umumnya, teh
tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian antara 200-2000
meter diatas permukaan laut. Suhu
cuaca antara 14-25 derajat celsius. Ketinggian tanaman dapat mencapai hingga 9 meter untuk Teh
Cina dan Teh Jawa, ada yang berkisar antara 12-20 meter tingginya untuk tanaman Teh jenis
Assamica. Hingga saat ini, di seluruh dunia terdapat sekitar 1500 jenis teh yang berasal dari 25
negara.
Untuk mempermudah pemetikan daun-daun teh, maka pohon teh selalu dijaga
pertumbuhannya, dengan cara selalu dipangkas sehingga ketinggannya tidak lebih dari 1 meter.
Dengan ketinggian ini, maka sangatlah mudah untuk memetik pucuk-pucuk daun muda yang baik.
2.2.2
Sejarah Teh Dunia
Teh' dengan segala variasinya di dunia dalam pengejaan dan pengucapan berasal dari
sumber tunggal. Te ', berarti teh' dalam dialek Cina Amoy. Bahasa Cina nasional dari kata teh,
cha ', juga menghasilkan beberapa turunan kata lain di dunia.
Kisah yang paling banyak ditulis tentang asal usul teh adalah cerita tentang Kaisar Shen
Nung yang hidup sekitar tahun 2737 sebelum Masehi. Kaisar Shen Nung terkenal bukan
hanya
sebagai seorang Kaisar tetapi juga disebut sebagai The Divine Healer (Sang Penyembuh dari Ilahi).
Cerita penemuan teh oleh sang Kaisar juga sangat tidak disengaja ketika daun teh pertama dari
tanaman teh yang ada di kebun Kaisar Shen Nung jatuh kedalam air panas yang sedang dimasak
oleh Sang Kaisar. Ketika daun teh tersebut terseduh dengan air panas, aroma sedap langsung
muncul membuat Sang Kaisar sangat tergoda untuk meminumnya. Bukan hanya aromanya yang
sedap, rasa sepat dan pahit yang ditimbulkan oleh daun teh juga sangat disukai oleh Sang Kaisar
karena dipercaya dapat membuat tubuh lebih segar dan menurut penelitian Kaisar Shen Nung,
minuman teh dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Sejak itu, Kaisar Shen Nung kerap kali
meminum teh dan sejak itu teh menjadi sangat populer di seluruh penjuru Cina.
Legenda dari India menghubungkan penemuan teh dengan biarawan Bodhidharma. Sang
biarawan sangat kecapekan setelah mengakhiri pertapaannya selama 7 tahun. Dalam keputus-asaan
|