tengah dibatik tidak mudah berubah posisinya atau tereser jika tertiup angin
atau secara tidak sengaja tertarik oleh si pembatik.
c.
Wajan : Wajan adalah perkakas untuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari
logam baja atau tanah liat.
d.
Kompor
: Kompor digunakan untuk membuat api yang dipasangkan dengan
wajan sebagai tempat malam agar malam tidak mengeras ketika digunakan
dalam kegiatan membatik. Kompor juga dapat diganti dengan menggunakan
anglo dengan bahan bakar arang
e.
Taplak : Taplak digunakan oleh para pembatik untuk menutup paha mereka
dan memberi keamanan ketika membatik agar terhindar dari tetesan malam
yang panas.
f.
Saringan Malam : Saringan digunakan untuk menyaring kotoran pada cairan
malam agar kotoran terebut tidak menyumbat canting yang dapat
mengganggu proses pembatikan.
g.
Canting
: Canting adalah alat yang dipakain untuk memindahkan atau
mengambil cairan, terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya.
Canting ini dipakai untuk menuliskan batik dengan cairan malam.
h.
Mori
: Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori
bermacam –
macam dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain
batik yang dihasilkan.
i.
Malam (lilin)
: Malam (Lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk
membatik. Sebenarnya malam tidak akan habis (hilang) karena pada
akhirnya malam akan diambil kembali pada proses mbabar, proses
pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam yang
digunakan untuk membatik berbeda dengan malam (lilin) biasa. Malam untuk
membatik bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat dengan mudah lepas
ketika proses pelorodan.
j.
Dhingklik (Tempat Duduk)
: Dhingklik (Tempat Duduk) adalah tempat untuk
duduk pembatik.
k.
Pewarna Alami
: Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk
membatik, pada beberapa tempat pembatikan, pewarna alami ini masih
dipertahankan, terutama kalau mereka ingin mendapatkan warna-warna yang
khas, yang tidak dapat diperoleh dari warna-warna buatan.
|