23
sekitar 7
o
C,
sementara
kota-kota sejuk seperti Bandung, Malang,
Bukit
Tinggi, Prapat, dan lainnya tidak masuk dalam
klasifikasi
tropis yang dirumuskan oleh de Wall karena memiliki suhu rata-rata
harian yang lebih
rendah. Karakteristik utama iklim tersebut adalah
memiliki suhu tinggi, kelembaban tinggi, dan curah hujan
tinggi.
Karena itu penyelesaian masalah bangunan di Indonesia harus
berpijak pada kondisi tersebut (Mangunwijaya, 2000: 13).
Dapat disimpulkan dari data diatas bahwa perencanaan
hotel
kapsul yang berada di lokasi Jl. Fachrudin, Kampung Bali, Jakarta
Pusat ini masuk dalam kategori iklim tropis lembab.
II.3.6. Permasalahan pada Iklim Tropis
Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, permasalahan yang
berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab
adalah :
1.
Mendapatkan kenyamanan termal
Panas yang tidak menyenangkan menyebabkan kenyamanan fisik
terganggu akibat suhu di luar bangunan diatas
kondisi
kenyamanan termal yang dibutuhkan oleh manusia.
2.
Radiasi panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung
masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas
dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat
peneduh (Sun Shading Device). Pancaran panas dari suatu
permukaan akan memberikan ketidaknyamanan termal bagi
penghuni, jika beda temperatur udara melebihi 4
0
C. hal
ini sering
kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit atau
permukaan bawah dari atap.
3.
Silau
Intensitas dan pantulan cahaya matahari yang kuat merupakan
gejala dari iklim tropis. Cahaya yang terlalu kuat dan kontras
yang terlalu besar (brightness) dirasakan kurang menyenangkan,
|