17
Imamoglu (dalam heimstra dan Mc Farling, 1978; Fisher., dkk 1984)
menemukan bahwa ruang yang kosong mdipersepsikan lebih besar
dari
pada ruangan dengan perabot, yang pada gilirannya dipersepsikan lebih
besar dari pada ruang yang terlalu banyak perabot.
Pengaturan perabot dapat digunakan untuk membantu mengatur
perencanaan tata ruang arsitektur suatu setting. Pada kebanyakan konteks
lingkungan, dinding, lokasi pintu dan sebagainya sudah ditetapkan dan
bagian - bagian ini sulit untuk dipindah - pindahkan. Sampai batas- batas
tertentu elemen-
elemen ini memang membentuk ruang di dalam sebuah
bangunan.
II.2.3 Tinjauan Mengenai Desain Ruang
People modify the spaces they live in, in turn are modified by them,
(Edward Soja, 2005).
Yang mempunyai arti
Manusia membentuk ruang, ruang
membentuk manusia.
Teori ini menggambarkan bahwa ruang dan manusia
merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Teori lain yang mendukung pernyataan tersebut yaitu perilaku manusia
akan mempengaruhi dan membentuk setting fisik
(Rapoport. A, 1969).
Pendekatan perilaku
ini, menekankan pada keterkaitan ekletik antara ruang
dengan manusia dan masyarakat yang memanfaatkan ruang atau menghuni ruang
tersebut. Adanya pendekatan interaksi antara manusia dan ruang cenderung
menggunakan setting
dari pada ruang. Istilah setting
memberikan penekanan
pada unsur
-
unsur kegiatan manusia
yang mengandung beberapa
hal yaitu :
pelaku, macam kegiatan, tempat, dan waktu berlangsungnya kegiatan.
Behaviour setting merupakan interaksi antara suatu kegiatan dengan tempat
yang lebih spesifik. Behaviour setting
mengandung unsur-unsur sekelompok
orang yang
melakukan kegiatan, tempat di
mana kegiatan tersebut dilakukan dan
waktu spesifik saat kegiatan dilakukan.
Setting
perilaku terdiri dari 2 macam
yaitu:
|