Home Start Back Next End
  
15
adanya penyesuaian perencanaan dan perancangan terhadap perilaku istirahat
penghuni agar tercipta lingkungan yang nyaman bagi penggunanya.
II.2.2 Tinjauan Mengenai Kualitas Lingkungan
Kualitas lingkungan meliputi dua  aspek yaitu Ambient Condition dan
Architectural Features.
1.
Ambient Condition
Berbicara mengenai kualitas fisik (Ambient Condition), Rahardjani
(1987) dan Antok (1988) menyajikan beberapa kualitas fisik yang
mempengaruhi perilaku yaitu kebisingan, temperature
dan
kualitas udara,
pencahayaan, dan warna.
a.
Kebisingan
Kebisingan dapat berpengaruh pada perilaku manusia.
Beberapa
penelitian menunjukan bahwa kebisingan yang tidak disukai telah
mempengaruhi hilangnya beberapa aspek perilaku sosial. 
b.
Temperature dan kualitas udara 
Menurut Holahan, tingginya suhu dan polusi udara paling tidak
dapat menimbulkan dua efek yaitu efek kesehatan dan efek perilaku. Suhu
yang paling nyaman adalah kurang lebih 25 derajat celcius. Apabila suhu
menjadi tidak nyaman (diatas 25 derajat celcius) maka akan
mengakibatkan gangguan tidur maupun istirahat.
c.
Pencahayaan dan warna
Menurut Fisher dkk terdapat banyak efek pencahayaan yang
berkaitan dengan perilaku. Pada dasarnya, cahaya dapat mempengaruhi
kinerja
seseorang, mempengaruhi suasana hati, dan mempengaruhi
perilaku sosial. Efek ini mungkin tergantung pada isi lingkungan dimana
kita berada. Cahaya dan warna sulit untuk dipisahkan, karena kedua hal
tersebut saling mempengaruhi. Warna dapat juga menentukan seberapa
baik pencahayaan suatu ruangan tampak oleh kita.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter