|
Sekolah TInggi Musik Jakarta
Bina Nusantara University 2011 - 2012
3
a.
Penggunaan material-material yang dapat di daur ulang
(recycle),digunakan
kembali (reuse), dan dapat diperbarui (renewable) serta
penggunaan konstruksi-konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan
tersebut yang dapat mendukung konsep green architecture.
b.
Penggunaan atap bangunan sebagai roof garden untuk penghijauan dan
menyumbang 0² pada lingkungan sekitar.
c.
Penggunaan material lokal dan pemilihan material bangunan dan konstruksi
yang efisien waktu sehingga dapat menghemat energi.
II.2.3.
Aplikasi Green Arsitektur Dalam Penggunaan Material Akustik
Bambu Betung (Dendrocalamus Asper Backer)
Bambu termasuk ke dalam
famili Poaceae dan sub famili Bambusoidae.
Bambu biasanya memiliki batang, akar yang komplek, daun berbentuk pedang,
pelepah yang menonjol. Diperkirakan terdapat 1000 jenis bambu dari 80 genera di
Dunia, dari jumlah tersebut 200 jenis dari 20 genera dijumpai di Asia Tenggara
(Dransfield & Widjaja 1995).
Bambu merupakan salah satu sumberdaya alam tropis dan penyebarannya
luas dengan pertumbuhan cepat, mudah dibentuk dan telah luas penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Asia. Kekuatan batang, kelurusan,
kelicinan, kekeringan yang dipadukan dengan kekerasan, keteraturan sehingga
mudah dibelah, ukuran yang berbeda, variasi panjang dan ketebalan membuat
bambu dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan (Kurz 1876 dalam
Dransfield & Widjaja 1995).
Bambu merupakan bahan komposit yang kuat dan memiliki serat yang
kaku, tersusun utama atas selulosa dan lignin, tegangan tekan mengalami
peningkatan dari pangkal ke ujung karena meningkatnya prosentase slerenkima
(Janssen 1981).
Dimensi serat dari batang Dendrocalamus asper diperkirakan yaitu
panjang 3,78 mm, diameter 19 µm, lebar lumen 7 µm dan tebal dinding 6 µm.
rata-rata kadar air dari batang bambu segar 55% dan kadar air kering udara 15%
dengan berat jenis sekitar 0,7 (Dransfield & Widjaja 1995).
|