sebagai salah satu
tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia dan
sebagai negara dengan laju deforestasi tertinggi di dunia. Padahal Indonesia
tercatat sebagai negara yang memiliki areal hutan terluas ke-3
di dunia (setelah
Brasil dan Kongo). Walau hanya memiliki luas 1,3% dari seluruh daratan dunia,
namun kekayaan hutan Indonesia menempatkan urutan ke-2
negara terkaya
dengan kehidupan alamnya.
Pengkampanye Hutan Green Peace Asia Tenggara, Joko Arief menuturkan
bahwa ada empat utama deforestasi Hutan di Indonesia secara nasional, yakni
industri pabrik kertas, ekspansi industri kelapa sawit, industri tambang
khususnya batu bara, dan loging atau penebangan hutan untuk pengambilan
kayu.
Industri kertas dibangun pertama
kali di Sumatera dengan dana reboisasi pada
awal tahun 80-an. 15 tahun kemudian barulah hutan tanaman industrinya
dibangun. Selama 15 tahun pula industri kertas mengkonsumsi kayu dari hutan
alam Indonesia untuk bahan baku produksinya.
Pada saat ini kurang dari 70% bahan baku untuk industri kertas berasal dari hutan
alam. Hal ini dikarenakan banyak industri kertas yang tidak berkomitmen
mempertahankan keberlanjutan hutan alam Indonesia dan tidak menjalankan
kewajibannya untuk melakukan penanaman kembali.
Hutan semakin rusak, bumi semakin panas. Salah satu fungsi hutan adalah
menyerap emisi gas karbondioksida untuk diubah menjadi oksigen. Hutan
Indonesia juga merupakan paru-paru dunia, yang menyediakan oksigen bagi
kehidupan di muka bumi ini.
Tanpa tindakan yang berarti, berkurangnya luas
hutan akan menyebabkan rusaknya ekosistem kehidupan di bumi sebagai akibat
jangka panjangnya.
Beberapa Fakta Hutan
-
Menurut Laporan Bank Dunia, Indonesia telah melepaskan 300 ton emisi
karbon untuk setiap 1 hektar lahan hutan yang dibuka menjadi perkebunan
-
Laju kehilangan dan kerusakan hutan pada tahun 2000-2005 di Indonesia setara
dengan 364 lapangan bola/jam.
-
Menurut Data Kementerian Lingkungan Hidup, diperkirakan lahan gambut di
Riau saja menyimpan kandungan karbon sebesar 14.605 juta ton.
-
Dengan asumsi potensi kayu bulat pada areal hutan konversi rata-rata 80 m3 per
hektar, maka untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri bubur kertas
harus
ditebang sekitar 300.000
hektar
hutan alam. Areal hutan alam yang dirusak
dengan tebang habis akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya
kapasistas industri bubur kertas
dan kertas, sementara realisasi tanaman HTI
masih sekitar 20%.
|