Home Start Back Next End
  
1
Di antara cerita Rama versi Jawa, yang paling populer di
kalangan rakyat adalah Serat Rama karya Jasadipura I (1729-
1802).Jasadipura I dan Jasadipura II ialah ayah dan anak, dua
pujangga istana Surakarta yang dianggap sebagai pelopor pem-
bangunan kepustakaan Jawa pada zaman Surakarta awal (abad
XVIII-XIX).Serat Rama digubah ke dalam bentuk macapat, yaitu
syair yang dilagukan (tembang).Poerbatjaraka menyebut kitab
Rama Jarwa (terjemahan Serat Rama) sebagai kitab Jawa terbaik
masa sekarang.Pujangganya juga pandai menyusun kalimat
berkidung sehingga sedap dibaca. Namun demikian Poerbatjaraka
secara kritis menilai kelemahan sang pujangga yang dianggap
kurang menguasai bahasa Jawa Kuno sehingga sering meraba-raba,
bagian yang tak dipahami dihilangkan dan diganti bagian yang
dianggap patut yang tidak merusak jalan cerita. Ada kalanya bagian
yang tak dipahami itu diringkas sehingga keliru mengartikan.
Berbeda dengan Ramayana Kakawin, Serat Rama diawali
adegan istana dan asal-usul keluarga Rahwana, sedang cerita
Ramayana dimulai dari bait ke-13 bagian I. Kisah Rahwana tersebut
adalah kutipan dari Kitab Arjuna Wijaya (Arjuna Sasrabahu) karya
Empu Tantular dari masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit
(abad ke-14).Akhir Serat Rama sama dengan Ramayana Kakawin,
yaitu kisah pensucian Sinta lewat api unggun.
Sendratari Ramayana Prambanan (STRP) menggunakan
Serat Rama sebagai sumber cerita.Serat Rama yang bersumber
kepada Ramayana Kakawin, dan Ramayana Kakawin yang
bersumber kepada Ravanavadha, berbeda dengan kisah Rama di
relief Candi Prambanan.Karena itu sering turis mempertanyakan
mengapa kisah Rama dalam Sendratari tersebut berbeda dengan
kisah Ramayana dalam relief Candi Prambanan, terutama di bagian
akhir kisah.Sumber Ramayana relief Prambanan memang belum
bisa secara pasti ditelusuri asal-usulnya, namun versinya mirip
Hikayat Sri Rama.
Prof. Dr Poerbatjaraka pada masa revolusi fisik (1945-49)
telah berhasil menerjemahkan naskah Ramayana Kakawin ke ba-
hasa Indonsia pada 1950.Usaha tersebut sebenarnya telah selesai,
tapi amat disayangkan sampai beliau wafat tahun 1964 naskah
berharga itu tak kunjung berhasil diterbitkan.
vSatu disertasi berbahasa Indonsia tentang Ramayana tulisan
Achdiati Ikram diterbitkan oleh Universitas Indonsia, Jakarta, pada
1980 dengan judul Hikayat Sri Rama. Achdiati yang mendalami
sastra Melayu Lama pada Universitas Leiden, mempelajari secara
intensif naskah Hikayat Sri Rama dari struktur dan amanat yang
terkandung dalam naskah tersebut.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter