Home Start Back Next End
  
2
1. Berasal dari nama flora, antara lain Pucuak Rabuang (pucuk rebung), Basisik
Batang Pinang (sisik pohon pinang), Batang Padi (tangkai padi), Bungo
Tanjung (bunga tanjung), Pinang Baaka Cino (pinang berakar cina);
2. Berasal dari nama fauna, antara lain Tali Buruang (Jejak Burung), Itiak Pulang
Patang (itik pulang petang), Talua Buruang (itik pulang petang, Bada Mudiak
(iring-iringan teri ke hulu sungai), Cintadu Bapatah (serangga);
3. Berasal dari nama benda-benda lainnya, antara lain Biku-biku
(mata gergaji),
Sajamba Makan (tampan upacara), salah Ketek (dompet/tempat tembakau), Si
Cantiak Manih (si cantik manis), Mariak Jarang (permata jarang).
Produksi kain songket di Sumatera Barat umumnya menggunakan alat tenun khas
yang disebut Panta. Kain-kain adat yang dibuat dengan panta antara lain:
1. Kain sarung (kodek atau
lambak_, berfungsi sebagai penutup tubuh antara
pinggang sampai pergelangan kaki. Jenis-jenis kain sarung ini adalah:
a.
Kodek Balapak,
bermotif padat, berukuran ±70 cm dan disambungkan
dengan kain biasa untuk menyesuaikan dengan tinggi badan si pemakai.
b.
Kodek Batapua, dihias dengan corak yang bertaburan, tidak sepadat
kodek balapak
c.
Lambak Duo, artinya kain berlapis dua. Kain berukuran kecil sekitar 25-
35 cm
d.
Lambak Ampek,
artinya kain berlapis empat, biasanya dipakai oleh
wanita yang sudah dewasa dan matang.
e.
Lambak Babingkai,
kain sarung dengan kjalur yang bercorak songket
jarang.
f.
Lambak Babintang,
dipakai oleh kaum wanita yang telah mempunyai
menantu.
g.
Lambak Basiriang, kain sarung yang bergari dengan warna dasar hitam,
bercorak bunga kuning, merah, hijau, dan putih yang bersilangan pada
sudut kain, Dipakai oleh wanita-wanita berumur yang sudah mempunyai
cucu, cicit.
2. Tutup kepala wanita (tangkuluak), tampil dalam bentuk tanduk. Kain ini muncul
dalam berbagi gaya sesuai dengan daerah asal pembuatannya.
3. Selendang, kain songket yang dikenakan di bahu mengarah ke depan. Dibuat
dalam beberapa gaya, seperti:
a.
Selendang Balapak
yang bermotif padat dan dipakai di seluruh daerah
Minangkabau dalam pakaian adat bundo kanduang.
b.
Sandang Bugih, selendang bercorak pada kedua ujung lembar kain.
Biasanya dipakai oleh wanita-wanita
bersuami dalam umur sekita 30
tahun.
c.
Sandang Gobah, selendang bercorak pada kedua ujung lembar kain,
biasanya dipakai oleh wanita-wanita bersuami dalam umur sekitar 30
tahun.
d.
Sandang Cukie Kuniang, bercorak kekuningan, umumnya diperuntukkan
bagi wanita yang sudah beranak namun belum punya cucu. Sebagai
pilihan lain untuk kegunaan serupa adalah Sandang Cukie Ayam-ayam
yang bercorak ayam.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter