Home Start Back Next End
  
Dalam buku Babad Ponorogo oleh Purwowijoyo
dituliskan bahwa asal usul
nama Ponorogo, diambil berdasarkan hasil musyawarah antara Raden Katong,
Kyai Mirah, dan Joyodipo pada hari jum’at saat bulan purnama. Bertempat di
tanah lapang dekat gumuk 
( wilayah Katongan sekarang ). Di dalam
musyawarah tersebut disepakati bahwa kota yang akan didirikan nanti
dinamakan “ Pramana raga “    yang akhirnya lama-kelamaan ucapan Pramana
berubah menjadi Panaraga. Pana berarti melihat, dan rogo berarti badan, raga,
atau diri. Jadi Ponorogo mengandung maksud : orang yang dapat
menempatkan dirinya dihadapan orang lain, atau dalam kata lain disebut 
“ mawas diri ”.
2.3.2 Seni dan Tradisi Ponorogo
Kabupaten Ponorogo dikenal dengan julukan Kota Reog
atau Bumi Reog
karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Setiap tahun
pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu
rangkaian acara berupa pesta rakyat yaitu Grebeg Suro. Pada pesta rakyat ini
ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, di antaranya Festival Reog
Nasional, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa
di Telaga Ngebel.
Dalam acara Grebek Suro diadakan Kirab Pusaka yang biasa diadakan sehari
sebelum tanggal 1 Muharram. Pusaka peninggalan pemimpin Ponorogo
zaman dahulu, saat masih dalam masa Kerajaan Wengker, pusaka itu diarak
bersama pawai pelajar dan pejabat pemerintahan di Kabupaten Ponorog, dari
makam Bathoro Katong ( pendiri Ponorogo) di daerah Pasar Pon sebagai Kota
Lama, ke Pendopo Kabupaten.
Pada Malam harinya, di aloon-aloon kota, Festival Reog Internasional
memasuki babak final. Esok paginya ada acara Larungan Do’a di Telaga
Ngebel, dimana nasi tumpeng dan kepala kerbau dilarung bersama do’a ke
tengah-tengah Telaga Ngebel. Acara Grebek Suro ini menjadi salah satu
jadwal kalender wisata Jawa Timur. 
Selain kesenian Reog, Ponorogo juga memiliki kesenian khas lainnya, yaitu :
Campursari, Gajah-gajahan, dan Jaran Thik/Reyog Thik. Campursari adalah
suatu seni musik yang secara harafiah artinya campur aduk, campur baur, atau
gabungan dari beraneka macam dan ragam. Sedangkan Gajah-gajahan adalaha
seni jalanan yang berbentuk arak-arakan terdiri atas sekelompok penari,
pemusik, dan penyanyi. Seorang penari (biasanya anak kecil) diarak di atas
gajah-gajahan dengan iringan pemain lainnya. Jaran Thik atau ada juga yang
menyebutnya Reyog Thik, tidak seperti Reog pada umumnya yang
menggunakan karakter macan dan merak, seni tari ini menggunakan topeng
naga (barong) yang menggambarkan perjalanan hidup yang diwarnai dengan
cobaan, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam manusia itu sendiri.
5
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter