Home Start Back Next End
  
13
Perdagangan yang dilakukan orang Tionghoa atau perdagangan dari Tiongkok
semakin banyak saja, terutama kertas kain, sutera dan barang tanah (mangkuk dan
piring).  Hal lain yang perlu dicatat adalah pada masa itu, di Semarang terdapat
banyak nyonya Tionghoa. Yang berasal dari ayah Tionghoa dan ibu Pribumi. Sifat-
sifat kelompok nyonya ini tidak berbeda jauh dengan perempuan Pribumi asli.
Terlebih lagi adat-istiadat dari kaum Pribumi banyak digunakan di kalangan ibu-ibu
Tionghoa (peranakan) di Jawa. Contohnya saja kebiasaan memakai kain dan baju
kurung (sekarang disebut kebaya encim), potong gigi (digusar), mengunyah sirih,
menghitamkan gigi, jongkok, yang tidak terdapat di kebiasaan perempuan
Tiongkok. (Liem Thian Joe, 2004: 15)
2.5  Definisi Pecinan
Pecinan berasal dari bahasa Jawa yang berarti suatu wilayah (tempat tinggal) yang
mayoritas penghuninya adalah warga Tionghoa atau warga keturunan China. Selain
sebagai pusat hunian warga keturunan Tionghoa, pecinan juga berfungsi sebagai
pusat ekonomi dan perdagangan. Dalam bahasa Inggris, Pecinan disebut Chinatown.
Hampir di setiap kota besar terdapat wilayah Pecinan, yang sering disebut juga
sebagai Kampung Cina. Pecinan yang terkenal di Jawa adalah Pecinan di kota
Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Magelang. 
Di daerah Pecinan umumnya terdiri dari ruko (singkatan dari “rumah toko”) dan
terdapat klenteng (dulunya disebut kuil) yang merupakan tempat bersembahyang /
tempat pemujaan dewa-dewi kepercayaan warga Tionghoa. Ruko yang ada di
sepanjang Pecinan digunakan untuk tempat berdagang atau berjualan sekaligus
tempat tinggal warga Tionghoa. Bangunan dan rumah yang ada di kawasan Pecinan
dapat terlihat dari ciri –
ciri fisiknya yang pada umumnya berupa bangunan
berlantai dua. Lantai satu pada umumnya dipakai sebagai tempat usaha, sedangkan
lantai dua sebagai tempat tinggal. (pecinan.net, 2012)
2.6  Sekilas Mengenai Pecinan di Semarang
Warisan budaya Cina masih dapat dirasakan di kawasan Pecinan yang dimulai dari
sejumlah gang antara lain Gang Baru, Gang Mangkok, Gang Pinggir, Gang Warung,
Gang Tengah, Gang Besen, dan lain-lain. 
Nuansa etnis Cina makin terasa dengan keberadaan Klenteng yaitu tempat
sembahyang untuk umat Tridarma (Khong Hu Cu, Tao dan Budha). Kawasan
Pecinan Semarang mempunyai 9 klenteng yang letaknya tersebar di kawasan
tersebut dan diantara kesembilan klenteng tersebut yang terbesar adalah Klenteng
Tay Kak Sie di Gang Lombok. Keberadaan Klenteng-klenteng tersebut merupakan
salah satu keunikan yang dimiliki Pecinan Semarang dibandingkan dengan kawasan
Pecinan lain di nusantara, bahkan ada yang menyebut kawasan Pecinan di Semarang
sebagai surganya Pecinan di Indonesia dengan eksotika 1001 klenteng dimana
hampir di setiap ujung gang di kawasan ini terdapat klenteng yang masing-masing
mempunyai keistimewaan tersendiri. 
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter