Home Start Back Next End
  
12
2.3  Sekilas Tentang Kota Semarang
Kota Semarang
adalah ibukota
merupakan kota
yang dipimpin oleh wali kota
dan
wakil wali kota Hendrar Prihadi, SE, MM. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah
timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya
Banjarmasin. Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di
timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat.
Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang
bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan
Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di
depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga
sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk
daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian
dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar
Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada
Laksamana Cheng Ho
bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya,
Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang
masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Penduduk Semarang umumnya adalah suku Jawa
dan menggunakan Bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari. Agama mayoritas yang dianut adalah Islam. Semarang
memiliki komunitas Tionghoa
yang besar. Seperti di daerah lainnya di Jawa,
terutama di Jawa Tengah, mereka sudah berbaur erat dengan penduduk setempat
dan menggunakan Bahasa Jawa
dalam berkomunikasi sejak ratusan tahun silam.
(Wikipedia.org, Kota Semarang, 2012)
2.4  Sekilas Sejarah Peranakan Tionghoa di Semarang
Kota Semarang seperti diketahui merupakan kota nomor tiga di Jawa tengah. Pada
Tahun 1930 penduduknya berjumlah 217.775 jiwa dengan keturunan Tionghoa
berjumlah 27.451 orang. Meskipun dalam sejarah telah diakui bahwa hubungan
antara orang Tiongkok dan Jawa sudah terjadi beratus-ratus tahun lamanya, tetapi
diperkirakan pada tahun 1416 sudah ada orang Tionghoa yang menginjakan kakinya
di daerah Semarang. (Liem Thian Joe, 2004: 1)
Pada tahun 1672 jumlah orang Tionghoa di Semarang sudah jauh lebih besar.
Beberapa di antara rumah-rumah mereka mulai dibangun dari tembok dan ber-
payon
genteng. Tukang-tukang-nya pun terdiri dari orang-orang Tionghoa yang
diundang dari Batavia.  Menurut keterangan Tuan J.H. Tops dalam buku Overzicht
van de Javaaesche Geschiedenis, sejak tahun 1530 di Batavia telah banyak orang
Tionghoa yang mendirikan gedung-gedung mereka yang indah. Dengan demikian
kira-kira satu abad terakhir di Semarang baru berdiri gedung-gedung dengan gaya
Tionghoa. Rumah tembok yang terlebih dulu didirikan di Semarang ialah Pacinan
Lor
dan Pacinan Wetan, atau yang sekarang disebut Gang Warung dan Gang
Pinggir. (Liem Thian Joe, 2004: 14)
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter