Home Start Back Next End
  
pengaruh Cina yang dapat dilihat pada berbagai ragam motif batik dari
sentra-sentra batik tersebut.Seni tinggi batik yang awalnya hanya berada
di lingkungan keraton,kemudian berkembang sebagai komoditi dagang
yang dibawa keluar keraton,diperdagangkan secara umum dan
didominasi oleh para pedagang Cina Peranakan.
Perempuan Cina peranakan awalnya mengenakan baju panjang
atau mirip baju kurung yang sedikit membentuk tubuh bagian atas.Baju
panjang ini merupakan busana sehari-hari yang dikenakan bersama kain
sarung.Karena itu baju panjang ini mirip bentuknya dengan baju kurung
yang memang dikenal sebagai busana tradisional perempuan Melayu
pada saat itu.Baju panjang memiliki bukaan bagian depan dan dikenakan
penutup peniti emas berhias permata dan bebatuan,yang disebut
kerongsang atau brooches.Di daerah pesisir pulau Jawa,perempuan Cina
peranakan mengenakan baju panjang berhiaskan bordiran bercorak
bunga (terutama bunga krisan,naga,ikan,burung phoenix ) di tepi kerah,
kerung leher dan lengan,lalu dipadankan dengan pemakaian sarung kain
batik pesisir yang begitu beragam coraknya.
Tahun 1900-an baju panjang ini muncul dalam variasi pendek yang
kemudian popular dengan nama kebaya,yang dikenakan bersama baju
dalam (sejenis kutang) atau camisole. Pengaruh Eropa tampak dengan
diterapkannya ornamen seni bordiran bermotif bunga,kerancang
(kerrawang) dan pemilihan bahan kain yang cenderung meniru busana
Barat, seperti voile, organdy, chiffon dll.Kebaya pendek yang sangat
cantik dan tampak feminine dengan ornamen bordir indah itulah yang
kita kenal dengan Kebaya Encim.
Berbeda dengan kaum perempuan Cina Peranakan yang
mengadopsi bentuk busana wanita setempat, para pria Cina Peranakan,
mengenakan baju Lok Chuan, yaitu semacam jaket yang terbuat dari
sutera, terkadang katun, dengan kerah Cina atau tanpa kerah, dengan
bukaan kancing kodok ( frog Buttons) atau dikenal juga dengan nama
Jaket Baba.Biasanya baju atasan ini dikenakan dengan padanan Celana
Pangsi lebar, yaitu celana longgar yang berpotongan lurus dari atas ke
bawah. Di samping itu juga ada model jas tutup yang merupakan
pengaruh busana pria Eropa.Jas ini banyak dikenakan oleh para pria
yang berkerja dalam bidang profesi formal atau para saudagar besar.
Hubungan yang dinamis dan intens dengan para pedagang dan
penguasa dari benua Eropa, membuat kebudayaan Cina Peranakan di
daerah Semenanjung Malaka dan Nusantara, menjadi semakin kaya oleh
pengaruh budaya dari Kolonial Belanda, Portugis, Inggris, Perancis
bahkan Timur Tengah dan India.Pengaruh budaya tersebut mudah
dikenali dari berbagai ragam hias yang diaplikasikan pada motif
sulaman,tenunan,keramik dan juga pada kuliner yang hingga kini masih
bisa kita nikmati.
Sedangkan Cheongsam atau Qipao,dikenal sebagai busana klasik
bagi perempuan Cina yang menggabungkan keanggunan tradisi dengan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter