semuanya. Dan posisi arca ini hanya ada di Singhasari, tidak ada di tempat ataupun kerajaan
candi terletak di komplek pusat kerajaan. Letak candi Singhasari yang dekat dengan kedua arca
Dwarapala menjadi menarik ketika dikaitkan dengan ajaran Siwa yang mengatakan bahwa dewa
gerbang Selatan dijaga oleh Resi Agastya, gerbang Utara dijaga oleh Batari Gori (atau Gauri).
Karena letak candi Singhasari yang sangat dekat dengan kedua arca tersebut yang terdapat pada
jalan menuju ke Gunung Arjuna, penggunaan candi ini diperkirakan tidak terlepas dari
keberadaan gunung Arjuna dan para pertapa yang bersemayam di puncak gunung ini pada waktu
itu.
yang berisi arca Siwa-Guru (Resi Agastya). Di komplek candi ini juga berdiri arca Prajnaparamita
, dewi kebijaksanaan, yang sekarang ditempatkan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Arca-
arca lain berada di Institut Tropika Kerajaan, Leiden, Belanda, kecuali arca Agastya.
Pemugaran dan usaha konservasi
Candi Singasari baru mendapat perhatian pemerintah kolonial Hindia Belanda pada awal abad ke-
sekarang dicapai pada tahun 1936.
2.2.1.8 SEJARAH BATIK INDONESIA
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan
penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak
dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan
Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus
berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik
ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII
atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-
|