Kematian Ken Arok
Anusapati merasa heran pada sikap Ken Arok yang seolah menganaktirikan dirinya, padahal ia
mengetahui kalau dirinya memang benar-benar anak tiri. Bahkan, ia juga mengetahui kalau ayah
kandungnya bernama Tunggul Ametung telah mati dibunuh Ken Arok.
Anusapati berhasil mendapatkan Keris Mpu Gandring yang selama ini disimpan Ken Dedes. Ia
kemudian menyuruh pembantunya yang berasal dari desa Batil untuk membunuh Ken Arok. Ken
Arok tewas ditusuk dari belakang saat sedang makan sore hari. Anusapati ganti membunuh
pembantunya itu untuk menghilangkan jejak.
Keistimewaaan Ken Arok
Nama Rajasa selain dijumpai dalam kedua naskah sastra di atas, juga dijumpai dalam prasasti
Balawi yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya, pendiri Majapahit tahun 1305. Dalam prasasti itu
Raden Wijaya mengaku sebagai anggota Wangsa Rajasa.Raden Wijaya adalah keturunan Ken
Arok.
Nama Ken Arok memang hanya dijumpai dalam Pararaton, sehingga diduga kuat merupakan
ciptaan si pengarang sebagai nama asli Rajasa. Arok diduga berasal dari kata rok yang artinya
"berkelahi". Tokoh Ken Arok memang dikisahkan nakal dan gemar berkelahi.
Pengarang Pararaton sengaja menciptakan tokoh Ken Arok sebagai masa muda Sang Rajasa
dengan penuh keistimewaan. Kasus yang sama terjadi pula pada Babad Tanah Jawi di mana
leluhur raja-raja Kesultanan Mataram dikisahkan sebagai manusia-manusia pilihan yang penuh
Terlepas dari benar atau tidaknya kisah Ken Arok, dapat ditarik kesimpulan kalau pendiri
Kerajaan Tumapel merupakan perkawinan seorang bangsawan yang dipercaya sebagai titisan
Dewa Brahma dengan seorang rakyat jelata, namun memiliki keberanian dan kecerdasan di atas
rata-rata sehingga dapat mengantarkan dirinya sebagai pembangun suatu dinasti baru yang
menggantikan dominasi keturunan Airlangga dalam memerintah pulau Jawa.
|