Home Start Back Next End
  
12
pada Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahnya.
Sekedar informasi, ayah Rudy juga pernah menjadi pemain bulu tangkis di masa mudanya.
Zulkarnain pernah bermain di kompetisi kelas utama di
Surabaya. Zulkarnain pertama kalinya
bermain untuk Asosiasi Bulu Tangkis Oke yang dia dirikan sendiri pada tahun 1951. Di asosiasi
ini ayah Rudy juga melatih para pemain muda. Program kepelatihannya ditekankan pada empat
hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan nafas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif
dalam menjemput target. Tidak mengherankan banyak program kepelatihannya lebih
menekankan pada sisi atletik, seperti lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat
(high jump).
Saat di Oke, Rudy untuk pertama kali memulai program latihannya yang disusun
sedemikan rupa. Sebelumnya Rudy lebih banyak berlatih dengan turun ke jalan. Ia berlatih di
jalan-jalan beraspal yang seringkali masih kasar dan penuh kerikil, di depan kantor PLN di
Surabaya, yang sebelumnya bernama Jalan Gemblongan.
Awal Karier Profesional
Setelah beberapa lama bergabung dengan grup ayahnya, akhirnya Rudy memutuskan
untuk pindah ke grup bulutangkis yang lebih besar yaitu Rajawali Group
yang telah banyak
menghasilkan pemain bulutangkis dunia. Pada awal bergabung dengan grup ini, Rudy merasa
sudah menemukan tempat terbaik dalam mengembangkan kemampuannya dalam bulutangkis.
Namun, setelah mendapat masukan dari ayahnya, ia mengakui bahwa jika ingin kemampuan dan
kariernya di
bulutangkis meningkat maka ia harus pindah ke tempat latihan yang lebih baik.
Oleh karena itu, Rudy lantas bergabung dengan Pusat Pelatihan Nasional untuk Thomas Cup di
akhir 1965.
Setelah bergabung dengan Pusat Pelatihan Nasional untuk Thomas Cup, kemampuannya
meningkat pesat. Ia menjadi bagian dari tim Thomas Cup yang menang pada 1967. Setahun
kemudian, di usia 18 tahun ia meraih juara yang pertama di Kejuaraan All England
mengalahkan pemain Malaysia Tan Aik Huang dengan skor 15-12 dan 15-9. Ia kemudian
menjadi juara di tahun-tahun berikutnya hingga 1974.
Namun, nampaknya kedigdayaannya tidak berlangsung lama. Pada 1975, ia kalah dari
Svend Pri. Tetapi, gelar juara All England ia rebut kembali pada 1976. Bersama tim Indonesia,
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter