Home Start Back Next End
  
13
Rudy menjuarai Thomas Cup pada 1970, 1973 dan 1976. Setelah absen selama dua tahun, Rudy
tampil kembali pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis II di Jakarta, 1980. Semula dimaksudkan
sebagai pendamping, ternyata secara mengagumkan Rudy keluar sebagai juara. Berhadapan
dengan Liem Swie King di final, pada usia 31 tahun Rudy membuktikan dirinya sebagai maestro
yang tangguh.
Stuart Wyatt, presiden dari Asosiasi Bulutangkis Belanda berkata, “Tidak diragukan
lagi, Rudy Hartono adalah pemain tunggal terbesar di jamannya. Ia handal dalam segala aspek
permainan, kemampuannya, taktiknya, dan semangatnya.” Juara tujuh kali berturut-turut dan
yang ke delapan (1968-1976) menjadi bukti akan hal itu.
Rekornya ini merupakah hasil dari kemampuannya yang luar biasa di bidang kecepatan
dan kekuatan dalam bermain. Gerakannya nyaris menguasai seluruh area lantai permainan. Ia
tahu kapan harus bermain reli atau bermain cepat. Sekali ia melancarkan serangan, lawannya
nyaris tidak berkutik. Namanya sudah menjadi jaminan untuk menjadi pemenang, sebab ia
hampir tidak
pernah kalah. Meski ia sudah mengundurkan diri, banyak orang masih percaya
bahwa ia masih bisa menjadi pemenang. Mungkin inilah alasan mengapa orang menjulukinya
Wonderboy’.
Doa adalah Kunci Suksesnya
Banyak orang ingin tahu kunci keberhasilannya. Rudi menjawab, “Berdoa”
Dengan
berdoa, Rudy memperkuat pikiran dan iman. Berdoa tidak hanya sebelum bertanding, tetapi juga
selama bertanding. Itu melibatkan kata-kata atau ekspresi yang akan membangkitkan percaya
diri dalam hati dan pikiran.
Untuk setiap poin yang ia peroleh selama bertanding, ia ucapkan terima kasih kepada
Tuhan, “Terima kasih Tuhan untuk poin ini.” Dia terus berkata seperti itu hingga skor terakhir
dan pertandingan berakhir. Ia mengatakan kebiasaannya ini dalam biografinya yang diedit oleh
Alois A. Nugroho. Ia percaya bahwa manusia berusaha namun Tuhan yang memutuskan.
“Saya melakukan itu dalam semua pertandingan besar khususnya All England. Bagi
saya ini adalah kenyataan. Kita berusaha tetapi Tuhan yang memutuskan. Saya juga percaya
bahwa kalau kita kalah memang sudah ditentukan demikian, dan kalau kita menang, itu juga
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter