BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
2.1.1 Literatur Buku
1.
Indrawan, Mochamad. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta :Yayasan Obor Indonesia
2.   Rusbiantoro, Dadang. 2008.  Global Warming For Beginner. Yogyakarta : O2
3.    
Aryulina, Diah dkk. 2006. Biologi Untuk Kelas X. Jakarta : PT.Gelora Aksara Pratama
4.    
Tjandra
, Ellen. 2011.  Mengenal Padang Lamun. Jawa Barat : Pakar Media
5.    Tjandra, Ellen. 2011. Mengenal Pantai. Jawa Barat : Pakar Media
6.  
Hoegh-Guldberg, O. and Jones, R. 1999. Photoinhibition and photoprotection in
symbiotic dinoflagellates from reef-building
corals. Marine Ecology Progress Series
183: 73–86.
7.    Hoegh-Guldberg, O. 1999. Climate change, coral bleaching and the future of the
world’s coral reefs. Marine and Freshwater Research 50(8): 839866.
2.1.2 Literatur Artikel
1.
2.
3.
www
.alpensteel.com/article/108-230-pemanasan-global/1619--co2-picu-  
pemanasan-   global-.html
4.
erial_%28bahasa%29/modul3/MODUL%203%20SESI%203%20HANDOUT.pdf
5.
6.
7.
entang-terumbu-karang&catid=17%3Aterumbu-karang&Itemid=12&lang=en
  
2.2 Data Terumbu Karang
2.2.1 Terumbu Karang
          Terumbu karang adalah struktur batu kapur besar yang memberikan perlindungan bagi
kehidupan laut.
Mereka adalah
taman-taman
dan hutan
laut.
Sebagai salah satu
ekosistem
terbesar dan paling kompleks
di planet ini,
terumbu karang
adalah rumah bagi sekitar 25%
spesies laut. Untuk
membayangkan terumbu karang,
bayangkan
sebagai
sebuah komunitas
yang ramai,
sebuah kota
laut,
dengan
bangunan yang terbuat dari
karang,
dan ribuan
penduduk
yang datang dan pergi, melakukan bisnis mereka.
Terumbu karang adalah
bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup, berkembang biak, pertumbuhan,
berlindung dari serangan pemangsa serta mencari makan berbagai ikan dan makhluk
lainnya.
2.2.2 Karang
Karang
terlihat seperti
tumbuhan atau
batu.
Tapi itu
sebenarnya terdiri dari
hewan
kecil yang disebut polip. Ada dua jenis karang: karang keras dan karang lunak. Karang keras
atau
karang
pembentuk terumbu
yang
keras seperti batu. Kerangka mereka
terbuat dari
kalsium karbonat. Karang keras dan lunak memiliki zooxanthellae untuk bertahan hidup dan
hanya hidup
di perairan dangkal
yang jelas.
Karang lunak
terlihat seperti
tanaman atau
pohon. Karang lunak dapat ditemukan baik di laut tropis dan dingin, air yang gelap.
2.2.3 Zooxanthallae
Zooxanthellae adalah alga bersel tunggal yang hidup dan tumbuh dalam jaringan polip
karang keras. Zooxanthellae dan karang memiliki hubungan simbiosis dan
bergantung satu
sama lain
untuk bertahan hidup. Zooxanthellae menyediakan  makanan
untuk polip melalui
proses fotosintesis. Sebagai gantinya, polip karang menyediakan Zooxanthellae rumah yang
aman dan terlindungi.
2.2.4 Polip
Polip
adalah makhluk yang tidak memiliki tulang
belakang atau disebut invertebrata,
dan berbentuk terbalik
dari
ubur-ubur.
Polip
memiliki
struktur
seperti
karung. Pada
ujungnya
adalah
yang mulut
dikelilingi oleh
tentakel
penyengat  disebut
cnidae. Polip
  
mengambil
kalsium karbonat
dari air laut
untuk membangun
kerangka
batu kapur  yang
melindungi tubuh polip.
2.2.5 Cara Terumbu Karang Memperoleh Makanan
Beberapa karang makan dengan menangkap
makhluk kecil yang disebut
plankton.
Mereka
memperpanjang
tentakel
panjang mereka
untuk menangkap
plankton
yang
mengapung
oleh
arus laut.
Polip
karang
umumnya
mengumpulkan makanan pada
malam
hari.
Karang keras
atau
karang
pembentuk terumbu
memperoleh
nutrisi
mereka dari
zooxanthellae
2.2.6 Cara Terumbu Karang Bereproduksi
Karang bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi ketika
telur
dan sperma dilepaskan
ke dalam air. Sperma kemudian dibuahi sel telur, menciptakan
individu
baru yang disebut
planula
atau larva
karang.
Larva
secara alami
menempel pada
permukaan yang keras
dan menjadi polip
karang.
Dalam reproduksi
aseksual,
polip karang
membelah diri dan membuat individu baru yang sama. 
2.2.7 Waktu yang Dibutuhkan Untuk Bertumbuh
Karang
membutuhkan waktu yang lama
untuk tumbuh.
Dalam satu
tahun
karang
dapat tumbuh sekitar 1 centimeter. Dalam 100 tahun, karang 
dapat tumbuh dengan hanya
1
meter. Jika karang 5 meter rusak, maka bisa memakan waktu hingga 500 tahun untuk pulih.
2.2.8 Umur Sebuah Terumbu Karang
Terumbu karang termasuk ekosositem paling tua di bumi. Waktu yang dibutuhkan
terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5.000 sampai 10.000 tahun. Jadi terumbu yang
dapat dilihat sekarang ini telah berumur lebih dari 10.000 tahun.
  
2.2.9 Penyebab Pemutihan Terumbu Karang
Pemutihan karang terjadi pada saat karang (keras dan lunak) dan hewan-hewan laut
lain yang bersimbiosis dengan zooxanthellae kehilangan zooxanthellae-
nya karena suatu
tekanan/stress tertentu. Pada banyak hewan karang keras (hard coral), zooxanthellae
merupakan pemberi warna utama. Oleh karena itu, kehilangan zooxantellae akan membuat
warnanya memucat, sampai pada akhirnya jaringan karang menjadi transparan,
memperlihatkan warna putih kerangka kapur di bawahnya. Beberapa karang membuat
semacam tabir surya pada saat hal ini terjadi, sehinga karang tampak berwarna pastel (biru,
kuning, merah muda) (Dove et all, 2001).  
Banyak macam tekanan yang dapat membuat
karang memutih, seperti misalnya penyakit, racun (bahan kimia), dan lain-lain. Namun
penyebab
utama pemutihan karang dalam skala luas adalah kombinasi dari kenaikan
temperatur air laut dan intensitas cahaya (Hoegh-Guldberg 1999).
       Pada saat terjadi kenaikan suhu, zooxanthellae menghasilkan oksigen radikal yang
akan merusak jaringan hewan yang ditempatinya. Oleh karena itu, mau tidak mau hewan
tersebut harus melepaskan zooxanthellae tersebut untuk mencegah kerusakan jaringan.
Jumlah zooxanthellae yang dilepaskan tergantung dari jumlah radikal bebas yang dihasilkan;
tergantung dari intensitas dan lamanya hewan terdedah pada kenaikan suhu tersebut. Dengan
kecenderungan suhu bumi yang terus menaik karena pemanasan global, kejadian pemutihan
skala luas diperkirakan akan terjadi semakin sering dengan intensitas yang
meningkat. Apabila kenaikan suhu ini dibandingkan dengan batas toleransi karang terhadap
pemutihan dalam 100 tahun terakhir, maka pada tahun 2020, diprediksikan bahwa
pemutihan terumbu karang akan terjadi setiap tahun (Hoegh-Guldberg, 1999).
      Menurut ilmuan kelautan, jika laut mulai menghangat dalam 100 tahun mendatang,
sehingga laut menjadi terlalu panas bagi terumbu karang. Terumbu karang akan mengalami
pemutihan dan akan mati karena tidak mampu beradaptasi dengan suhu air laut. Jika terjadi
kematian terumbu karang di Indonesia sungguh sangat disayangkan karena Indonesia
mempunya 14 % dari terumbu karang dunia yang memiliki 14.000 terumbu karang dengan
luas 85.700 km2. (World Research Institute)
(2002). Kematian terumbu karang juga akan
menyebabkan kepunahan ikan karang yang bernilai ekonomi tinggi seperti napoleon, kerapu,
dll
  
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Pemutihan Terumbu Karang
Matinya terumbu karang akan menurunkan kapasitas perekonomian sumber daya
alam setempat termasuk daya tarik wisata laut. Hasil survey yang dilakukan WWF (World
Wildlife Fund)
Indonesia di Bali Barat pada tahun 2005, menunjukkan bahwa faktor
keindahan terumbu karang di sana menjadi pendorong kedatangan turis 
2.2.10 Pentingnya Terumbu Karang
1.
Sumber keanekaragaman hayati
:
Terumbu karang Indonesia merupakan bagian dari
ekosistem terkaya di dunia. 
2.
Sumber makanan :
Satu kilometer persegi dari terumbu karang yang dalam kondisi baik
dapat menghasilkan lebih dari 37 metrik ton ikan. Masyarakat Indonesia sangat
tergantung secara langsung pada hasil tangkapan dari laut tersebut. 
3.
Sumber pelindung lingkungan
:
Terumbu karang melindungi masyarakat pesisir dari
badai, ombak, dan Tsunami, serta dapat mengurangi dampak pemanasan global dengan
penggabungan karbon dioksida melalui proses fotosintesa dan produksi karbonat. 
4.
Sumber rekreasi
:
Melalui produksi sedimen karbonat alami, terumbu karang
menghasilkan suatu kawasan rekreasi penting: ribuan kilometer pantai berpasir putih
yang menghasilkan pendapatan jutaan dolar dari industri pariwisata. 
  
5.
Sumber produk-produk medis yang potensial
:
Pada beberapa tahun terakhir para
ilmuwan mulai mempertimbangkan terumbu karang sebagai bahan baku obat berbagai
penyakit manusia seperti misalnya kanker. 
6.
Sumber mata pencaharian :
Industri ikan hias laut memperoleh semua pasokannya dari
terumbu karang. 
2.2.11 Cara untuk melindungi terumbu karang
1.
Hemat air
:
Makin sedikit air yang dipakai, makin sedikit perputaran dan air yang
mengotori laut
2.
Membantu mengurangi polusi
Berjalan, bersepeda, atau menaiki bus. Bahan bakar
fosil dari kendaraan dan industry dapat mengakibatkan naiknya suhu air laut yang
menyebabkan pemutihan terumbu karang masal
3.
Sebisa mungkin hanya memakai pupuk alami
:
Biarpun kita tinggal dengan jarak yang
jauh dari ekosistem terumbu karang, produk tersebut mengalir ke dalam sistem perairan,
mengotori laut, dan dapat membahayakan terumbu karang dan kehidupan laut
4.
Buang sampah pada tempatnya
:
Jangan  tinggalkan sampah di laut atau di pantai.
Karena dapat membahayakan ekosistem terumbu karang
5.
Menanam pohon : Pohon mengurangi perputaran karbondioksida ke dalam laut.
6.
Menyelam dengan mematuhi peraturan
:
Tidak menyentuh
terumbu karang karena dapt
merusak
7.
Menghemat listrik : Pembangkit listrik di Indonesia kebanyakan menggunakan bahan
bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam dimana ketiganya
mengeluarkan CO2. Jadi, semakin kita boros menggunakan listrik, semakin banyak CO2
yang dikeluarkan
  
Gambar 2.2 Grafik Kerusakan Terumbu Karang di Indonesia dari Tahun ke Tahun
Dari grafik di atas terlihat bahwa ada penurunan pemutihan karang di tahun 2005
ke 2006, tetapi grafik tersebut terus meningkat dari tahun 2006 ke 2010 dan juga ancaman
tertinggi terhadap pemutihan terumbu karang adalah di Indonesia
2.3  Sinopsis
Dimulai dengan penjelasan tentang
cara pembentukan terumbu karang, yaitu
dari larva karang sampai jatuh ke permukaan keras lalu membentuk karang
sampai
membentuk terumbu karang dan membentuk sebuah
ekosistem terumbu karang,
lalu
penjelasan tentang penyebab proses terjadinya pemutihan terumbu karang, dimana gas-
gas rumah kaca yang berada di udara menyebabkan global warming sehingga berakibat
menaikan suhu air laut dan mengakibatkan alga mikroskopik yang disebut zooxanthallae
yang bersimbiosis dengan karang menjadi hilang dan lama kelamaan akan mati beserta
cara pencegahannya
yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Dilanjutkan dengan
penjelasan manfaat yang ada dengan adanya terumbu karang yang sehat dan juga
kerugian-kerugian jika terumbu karang menjadi putih dan mati.
2.4 Target Audiens
Berusia sekitar 17 – 26, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki pendidikan
minimal SMA atau Perguruan Tinggi, memiliki ketertarikan di bidang kelautan, ilmu
pengetahuan dan animasi. Tingkat perekonomian menengah sampai menengah ke ata