Home Start Back Next End
  
29
2.9   Analisa
2.9.1
Pertimbangan dalam Adaptasi Cerpen
Dalam cerita pendek, penulis umumnya menggambarkan sesuatu
yang
terjadi di dalam cerita tersebut dengan menggunakan kata-kata. Kata-kata
tersebut menggambarkan sesuatu yang bisa saja berbeda antara satu pembaca
dengan lainnya. Sebagai contoh dalam kalimat "... Ketika siang lelaki itu
menjelma menjadi seekor gagak..." gambaran akan seekor gagak antara
pembaca satu dengan lainnya tentu bisa berbeda. Gagak yang seperti apa?
Gemuk? Kurus? Lucu? Menyeramkan? Kecil? Besar? Semua kejelasan itu
benar-benar bergantung terhadap konteks yang melatarbelakangi pemikiran tiap-
tiap pembaca. Sedangkan dalam animasi, bentuk-bentuk dan warna disampaikan
secara visual dimana segala kemungkinan akan bentuk dan warna dipersempit
menjadi bentuk dan warna yang direncanakan oleh penulis. 
Untuk cerita, ada beberapa bagian yang perlu ditambah atau dikurang
dalam adaptasi cerita cerpen menjadi cerita animasi. Karena cerpen bebas
menggunakan rangkaian kata-kata yang indah dan hiperbolik untuk
mendramatisasi sesuatu. Namun dalam animasi, dramatisasi adegan dapat
dilakukan secara non-verbal sehingga ada pengurangan dalam penulisan cerita
animasi. Sebaliknya, beberapa adegan yang menurut penulis menambah
kejelasan atau keindahan dalam cerita, dieksplor lebih dalam dari cerita aslinya.
2.9.2
Faktor Pendukung
a. Semakin tingginya minat masyarakat terhadap animasi lokal.
b. Cerita yang diangkat merupakan cerita sudah diterbitkan (matang).
c. Perkembangan teknologi yang memudahkan penulis dalam membuat animasi
2.9.3
Faktor Penghambat
a. Tidak semua kalangan dapat menikmati animasi dengan konten yang sedikit
berat.
b. Pandangan umum bahwa animasi adalah tontonan anak-anak.
c. Waktu yang terbatas untuk pembuatan animasi pendek.
d. Banyaknya pertimbangan dalam mengangkat cerita hasil karya orang lain.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter