Home Start Back Next End
  
2.2.3 Animasi di Indonesia
Dimulai dengan Si Huma produksi PPFN yang disiarkan oleh TVRI, dilanjutkan Si
Unyil karya Pak Raden (Drs. Suyadi) dalam salah satu episode berupa animasi gabungan stop
motion, paper cut & 2D bercerita tentang Timun Mas.
Di akhir tahun 80-an menjelang 90-an awal ditandai munculnya beberapa perusahaan
animasi yang menerima order dari luar negeri seperti Asiana Wang Animation
(kerja sama
dengan Wang Film Animation, Taiwan) yang bergaya Disney, sedangkan untuk gaya Jepang /
Anime ada Evergreen, Marsa Juwita Indah di Bali, dll. Lalu dilanjutkan dengan munculnya Red
Rocket di Bandung, Bening di Yogyakarta, Tegal Kartun, dstnya hingga muncul di tahun 90-an,
beberapa perusahaan animasi yang juga mengerjakan 3D animasi seperti Kasatmata, Matahari
Studio (lebih ke game animation), dan generasi baru anak2 nongkrong MTV seperti Wahyu
Aditya dengan Hellomotion-nya, dll.
 
Beberapa tokoh animator di Indonesia seperti Dwi Koendoro (dengan Pailul-nya), Gotot
Prakosa yang senimator
(seniman animator di IKJ), Pak Suyadi / Pak Raden & Pak Denny
Djunaid di era munculnya TV swasta pertama (sejaman dengan munculnya RCTI) untuk iklan
chiky, Poppy Palele yang mendalangi para animator di Red Rocket, lalu beberapa nama yang
membuat 3D animasi seperti Mas Chandra, untuk JANUS; film layar lebar gabungan life & 3D,
Deddy Samsudin untuk berbagai animasi iklan televisi, hingga yang terbaru para animator yang
tengah menyiapkan animasi layar lebar Sing to the Dawn, dari Infinite Frameworks Batam.
 
Sebetulnya talent untuk animator di Indonesia amat sangat banyak dan maju, hanya saja
tidak didukung oleh manjement yang kuat dan rapi, namanya juga seniman harus didukung
banyak orang sekaligus industri yang berhubungan langsung dengan pemerintah dan tenaga
kerja agar karya animasi bisa bergaung di dalam dan sekaligus di luar negeri. Animator
Indonesia sudah biasa menggambar atau membuat wayang kulit maupun wayang golek, leluhur
kita piawai dalam membuat candi & pura, sehingga gambar detail dan indah bukan masalah bagi
masyarakat Indonesia.
 
Sekarang ini, di Jakarta jauh lebih susah /  langka mencari animator 2D (yang
berstandard internasional) dibandingkan mencari animator 3D, beberapa animator 2D yang
handal, kini bergabung dengan rumah produksi maupun post production, yang mengerjakan TV
commercial, dll.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter