Gambar 2.14 Profil Penumpang
di Stasiun Jakarta Kota
Pada observasi yang dilakukan oleh penulis,
dapat ditarik analisa sebagai berikut:
1.
Beberapa stasiun kereta di Indonesia masih mempertahankan warisan arsitektur aslinya
dengan gaya arsitektur Art Deco. Stasiun tua seperti Stasiun Kota, yang juga merupakan
lokasi cagar
budaya, dan Stasiun Sukabumi menunjukkan warisan kemegahan dan
keunikan nuansa
arsitektur
Belanda yang masih dipertahankan sampai sekarang.
Misalnya bentuk bingkai pintu yang bulat, atap seng tinggi dengan rangka baja,
pengeras suara, sampai pola ubin yang dipasang pada lantai.
2.
Beberapa stasiun kereta telah mengalami revitalisasi dan modernisasi. Stasiun
Lempuyangan dan Stasiun Tugu sehingga kesan arsitektur Belanda sudah mulai terganti
dengan
arsitektur
modern, misalnya keramik yang digunakan pada peron, pegangan
anak tangga, dan sebagainya.
3.
Profil penumpang pada sebuah stasiun tergantung kepada jenis kelas kereta yang
singgah di stasiun tersebut. Misalnya pada Stasiun Jakarta Kota yang melayani
perjalanan luar kota dengan kereta kelas Bisnis memiliki profil penumpang dengan
kelas B dengan tingkah laku lebih tertib jika dibandingkan dengan profil penumpang
yang menggunakan jenis kereta dalam kota di stasiun Palmerah yang mayoritas oleh
penumpang kelas C dengan profil sebagian penumpang yang masih naik di atas gerbong
meskipun sudah ada peraturan yang melarang.
4.
Jenis barang dagangan berupa jajanan dan makanan ringan yang dijajakan lebih variatif
pada kereta kelas ekonomi lintas kota karena kereta singgah di berbagai stasiun yang
memungkinkan pedagang keliling untuk berjualan makanan khas di daerah sekitar
stasiun.
2.4.4
Data Karakter
Dalam film pendek animasi ini terdapat dua karakter yang menjadi fokus cerita: Mbok
Darmi dan Preman. Untuk menggambarkan karakter dan penokohan dalam film animasi ini,
penulis menggunakan beberapa referensi karakter dan visual, di antaranya adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.15 Profil Penumpang di Stasiun Jakarta
Kota
|