7.
2.1.3
Referensi Video
Referensi Video dipergunakan sebagai pendukung sumber data umum dan pembanding
visual diantaranya adalah: The Pixar Story, Paris Jetaime: Tuileries, Granny OGrimm, Si Nini,
dan The Lady and The Reaper.
2.1.4
Observasi Lapangan
Untuk memperoleh gambaran situasi yang sesungguhnya, penulis melakukan observasi
lapangan dengan metode pengamatan. Lokasi yang dikunjungi selama perancangan visual film
pendek ini adalah sebagai berikut: Stasiun Lempuyangan dan Stasiun Tugu di Jogja, Stasiun
Palmerah, Stasiun Pasar Senen, Stasiun Kota di Jakarta Kota, dan Stasiun Sukabumi
2.2
Data Umum
2.2.1
Animasi
Seni dapat diwujudkan dan diekspresikan
dalam media yang beragam. Sekumpulan
estetika yang terdiri dari isi, gagasan dan bentuk dapat diaplikasikan ke dalam media tulisan,
musik, video, teatrikal, seni gambar dan film. Animasi sebagai cabang dari perwujudan media
film, merupakan ilusi gerak yang tercipta oleh penayangan secara runut serangkaian gambar
diam dalam timing tertentu. Kombinasi berbagai ilmu tercakup di dalam animasi. Beberapa
diantaranya adalah bidang ilmu fotografi, sinematografi, sense of art, lighting, gerakan, timing
dan berbagai elemen teknis lainnya. Selain hal-hal tersebut, dengan kebebasan media aplikasi
yang menggabungkan , animasi mengomunikasikan ide, wawasan, dan propaganda seolah
tanpa batas.
Sejarah yang panjang mewarnai evolusi animasi sampai pada bentuk yang lazim
ditemui saat ini. Lebih dari 35.000 tahun lalu, di langit-langit dan dinding gua Lascaux, nenek
moyang manusia menggambarkan sosok Babi Hutan yang berkaki banyak untuk
menggambarkan gerakan lari. Manusia juga sudah menggunakan gambar untuk bercerita sejak
zaman Yunani dan Mesir Kuno. Pada 2000 SM, di Mesir ditemukan cikal bakal sebuah hiasan
|