Home Start Back Next End
  
24
Ketika keadaan menjadi sangat genting karena belanda melancarkan agresinya, Sri
Sultan Hamengku Buwono IX memainkan peran sangat penting. Dalam serbuan Belanda sejak
19 Desember 1948 itu, Presiden RI dan Wakil Presiden RI ditangkap. Penduduk pun panik dan
mengungsi ke Keraton Yogya. Dalam situasai perang, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
memberi pesan khusus kepada Walikota Yogya, Mr. Soedarisman Poerwokoesoemo, pertama,
kalau kondisi benar-benar gawat, maka Sultan akan mengambil alih. Kedua, Walikota harus
tetap di tempat, jangan pergi. Ketiga, Walikota harus berusaha supaya tidak ikut ditangkap
Belanda.
Setelah Presiden RI dan wakilnya ditangkap, terjadi kevakuman kekuasaan di Yogya.
Dalam kondisi demikian, Sidang Kabinet RI menunjuk Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin
Prawiranegara yang sedang berada di Sumatera untuk membentuk Pemerintahan Darurat .
Sementara itu, dalam kondisi kevakuman tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
menjadi
tumpuan harapan bagi eksistensi RI di mata dunia internasional.
Belanda tahu bahwa Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan benteng pertahanan
bagi berdirinya RI. Karena itu, Belanda berusaha membujuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Bahkan, Belanda memberi iming-iming untuk menjadikannya sebagai "Super Wali Nagari" atas
Jawa dan Madura dalam rangka negara federal yang sedang direncanakan oleh Belanda. Karena
komitmen kepada RI sudah membaja, Sri Sultan Hamengku Buwono IX bertekad untuk tidak
pernah ingkar janji kepada RI. Apapun janji setia yang telah diucapkannya tidak diingkarinya,
sabda pandhito ratu tan kena wola-wali. Sri Sultan Hamengku Buwono IX pun menolak semua
bujukan itu. Semua utusan Belanda yang antara lain adalah Residen E.M. Stock, Dr. Berkhuis,
Kolonel Van Langen, Sultan Hamid II, dan Prof. Husein Djajadiningrat ditolaknya mentah-
mentah.
Dalam bersikap anti-kompromi itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX pun bertaruh
nyawa. Jenderal Spoor sudah mengancam untuk mendobrak pintu gerbang Keraton Yogya
dengan tank. Pada waktu Jenderal Meyer datang ke Yogya dan ingin masuk Keraton untuk
mencoba membujuuk agara memihak kepada Belanda, dijawabnya dengan singkat,"Over mijn
link heen!"
Artinya, "Bila itu maksud tuan, maka tuan hanya bisa masuk Keraton ini dengan
melangkahi mayat saya dulu!"
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter