15
Menurut Djoko Suseno (2000), di Indonesia pertama kali ikan karper
(mas) berasal dari daratan Eropa dan Tiongkok yang kemudian berkembang
menjadi ikan budi daya yang sangat penting.Sementara itu, menurut R.O
Ardiwinata, (1981) ikan karper yang berkembang di Indonesia diduga awalnya
berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper diketahui sudah
berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada pertengahan abad ke-19.
Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban -
subtrat untuk
pelekatan telur ikan karper yang terbuat dari ijuk
pada tahun 1860, sehingga
budi daya ikan karper di kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang
berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
Sedangkan penyebaran ikan karper di daerah Jawa lainnya, dikemukakan
terjadi pada permulaan abad ke-20, terutama sesudah terbentuk Jawatan Perikanan
Darat dari Kementrian Pertanian (Kemakmuran) saat itu.
Dari Jawa, ikan karper kemudian dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera
Barat) tahun 1892. Berikutnya dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi
Utara) tahun 1895, daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT)
tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927 atas
permintaan Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan
karper dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia
(karper gajah) dan kemudian
tahun 1930 didatangkan lagi karper jenis Frankisia (karper kaca). Menurut Djoko
Suseno (2000), kedua jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena
rasa dagingnya lebih sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih
|