8
kriteria
tersebut
yang
terdiri
dari
:
(1)
ikhtisar
hasil
temuan;
atau
(2)
tingkat ketaatan dengan kriterianya.
3. Audit Operasional (Operational Audits)
Audit operasional meliputi tinjauan sistematis akan keseluruhan aktivitas
organisasi,
atau
sebagian
darinya,
dalam
kaitannya
dengan
penggunaan
sumber-sumber daya yang efektif dan efisien. Tujuan dari audit
operasional adalah untuk
menilai
kinerja,
mengidentifikasi
kesempatan
untuk perbaikan dan membuat
rekomendasi-rekomendasi untuk
pengembangan dan perbaikan.
4. Audit Forensik (Forensic Audits)
Tujuan audit forensik adalah untuk mendeteksi
atau mencegah
kecurangan. Kegunaan auditor untuk melakukan audit forensik telah
berkembang secara signifikan, khususnya dimana kecurangan meliputi
hasil keuangan.
2.3.5
Pedoman Penentuan Sampel Audit
Menurut ISO 9000, pedoman
yang
harus digunakan dalam menetukan
sampel audit adalah sebagai berikut:
1. Untuk data berjumlah 1-15, jumlah sampel yang diambil sebesar 2
2. Untuk data berjumlah 16-25, jumlah sampel yang diambil sebesar 3
3. Untuk data berjumlah 26-50, jumlah sampel yang diambil sebesar 5
4. Untuk data berjumlah 51-90, jumlah sampel yang diambil sebesar 8
5. Untuk data berjumlah 91-150, jumlah sampel yang diambil sebesar 13
6. Untuk data berjumlah > 151, jumlah sampel yang diambil sebesar 20
2.3.6
Temuan Audit
Menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit
yang dikumpulkan terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat
mengindikasikan,
baik
kesesuaian
ataupun ketidaksesuaian dengan kriteria
audit
atau
peluang
perbaikan.
Pengertian
ketidaksesuaian sendiri
adalah
penyimpangan melalui
bukti obyektif
atas
kriteria
audit
yang
ditetapkan
|