writing,
atau
tulisan
tersembunyi.
Teknik
ini
mengambil
keuntungan
dari
keterbatasan
indera
manusia,
khususnya
penglihatan
dan
pendengaran,
sehingga
watermark
yang
dibubuhkan pada dokumen tidak akan disadari kehadirannya oleh manusia.
2.2.2
Jenis-jenis watermarking
Secara garis besar, ada dua jenis watermarking :
a. Robust watermarking
Jenis watermark
ini
tahan
terhadap
serangan
(attack),
namun
biasanya
watermark
yang dibubuhi ke dokumen
masih dapat ditangkap oleh
indera
penglihatan atau pendengaran manusia.
b. Fragile watermarking
Jenis
watermark
ini
akan
mudah
rusak
jika
terjadi
serangan,
namun
kehadirannya tidak terdeteksi oleh indera manusia.
Jika diinginkan untuk
membuat suatu algoritma yang dapat
mengimplementasikan
watermarking yang
memiliki
fidelity
yang
tinggi
(adanya
watermark
tidak
disadari oleh
pengamatan
manusia)
maka
hasilnya
akan
semakin
rentan
terhadap
serangan.
Ada
tiga
tahap utama dalam proses watermarking :
a. Mengintegrasikan watermark pada image (embedding)
b.
Serangan
terhadap
image
yang
telah
dibubuhi
watermark, baik
yang
disengaja
(misalnya
dikompresi,
dipotong
sebagian,
di-filter,
dan
sebagainya) ataupun
yang tidak disengaja (misalnya disebabkan oleh
noise atau gangguan dalam saluran transmisi data).
|