41
2.1.14. Model Air Terjun
Menurut Henny et. al (2007:987), model air terjun merupakan pradigma yang paling
kuno
yang sering dipakai dalam pembuatan piranti lunak yang sudah menjadi pola dasar
dalam pradigma-pradigma lain. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan
berurutan dalam mengembangkan sebuah piranti lunak.
Sedangkan menurut Dastbaz (2003:110-111), model air terjun terdiri dari lima
tahapan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Menspesifikasi kebutuhan (specifying the requirement)
Saat seorang perancang dan klien bekerja mencoba untuk mendefinisikan sebuah
deskripsi dari sebuah sistem yang nantinya akan dibuat dapat diterima atau tidak.
Ini adalah tahap awal dalam pengembangan produk perangkat lunak dan klien.
b.
Tahap perancangan (design stage)
Ada 2 macam bagian dalam tahap ini, yaitu :
1)
Perancangan arsitektur (architectural design), pada tahap ini seorang perancang
menentukan bagaimana sistem akan menyediakan layanan yang diharapkan.
2)
Perancangan terperinci (detailed design), deskripsi detil dari sebuah sistem
yang disediakan pada tahapan ini dimana proyek dibagi menjadi komponen-
komponen yang dapat dikelola sehingga dapat diimplementasikan ke bahasa
pemrograman.
c.
Pengodingan dan pengembangan (coding and construction)
Implementasi sistem mengambil peranan dalam penggunaan bahasa pemrograman,
melakukan tes untuk kemungkinan kesalahan yang berkaitan dengan ini.
d.
Instalasi, operasi dan perawatan (installation, operation, and maintenance)
Saat sistem telah diimplementasikan, sistem tersebut akan terhubung sebagai
gambaran di dalam rancangan arsitektur dan dikelola.
|