![]() 5
Arsitektur Tropis
Menurut George Lippsmeier (Bangunan Tropis, kata tropis
berasal dari kata
tropikos
yang berarti garis balik. Pada masa kini, tropis diartikan sebagai daerah yang
terletak diantara garis
isotherm
20º C di sebelah bumi utara dan selatan. Arsitektur tropis
merupakan proses perancangan yang berpedoman pada kondisi lingkungan pada daerah
tropis basah sesuai dengan iklim Indonesia. Penerapan arsitektur tropis pada bangunan
dapat memberikan kondisi yang lebih nyaman terhadap penghuninya. Iklim tropis lembab
yang menjadi ciri khas dari wilayah Indonesia memiliki kendala dimana pada musim hujan
mendapat curah hujan yang lebat, dan pada musim kemarau mendapat panas terik yang
menyengat. Beberapa faktor dari arsitektur tropis adalah faktor iklim seperti (suhu,
kecepatan udara, kelembapan). Kenyamanan thermal di iklim tropis menurut George
Lipsmeier adalah 22,8ºC -28ºC, kelembapan 70 %, dan kecepatan angin 4 m/s.
Melalui Table Mahoney (Koenigsberger,1973), data awal faktor iklim di atas dapat
dianalisa untuk mendapatkan gambaran rekomendasi fisik bangunan di daerah penelitian
(Tanah Abang). Data iklim yang di input dibagi menjadi 4 tahap yaitu pada:
Table pertama (data iklim bulanan periode satu tahun, meliputi suhu, kelembapan,
curah
hujan, dan kecepatan angin yang bersumber dari BMKG).
Pada tabel
kedua (dicatat, dan dianalisa berdasarkan klasifikasi indikator
penilaian).
Pada tabel
ketiga (menerjemahkan klasifikasi menjadi usulan rekomendasi baik
bangunan maupun lingkungan),
Terakhir, pada tabel keempat (peyelesaian melalui teknis bangunan).
Berdasarkan tabel
Mahoney dapat diketahui mengenai gambaran spesifikasi desain
bangunan serta strategi untuk menghadapi daerah dimana kondisi iklim tersebut diamati.
|