Home Start Back Next End
  
32
bekerja mejajaki pekerjaan sebagai tukang semir sepatu untuk membantu ayahnya untuk
menyambung hidup. Di kala tiada pelanggan Eman menyempatkan untuk belajar. Suatu
ketika saat makan malam bersama ayahnya, Eman  menyadari bahwa gigi ayahnya
sudah tidak ada dan mengalami kesulitan untuk mengunyah makanan. Eman pun merasa
kasihan dengan keadaan ayahnya, badan ayahnya sudah kurus bagaimana kalau ia tidak
dapat makan dengan benar.
Esok harinya saat menuju tempat pengkalan ia biasa bekerja, ia melihat sebuah toko ahli
gigi, ia melihat seseorang kakek-kakek keluar dengan istrinya memamerkan gigi pada
istrinya, terlintas di pikiran Eman ia harus mengajak ayahnya ketempat itu untuk
mendapatkan gigi baru untuk ayahnya. Ia pun bekerja lebih giat mengosok hingga
mengilap setiap sepatu, agar pelangannya memberi tip lebih karena hasil kerja kerasnya.
Sepulangnya Eman kerumah ia melihat sebuah kaleng susu yang cukup besar untuk dia
jadikan celengan, beberapa uang ia sisihkan untuk mewujudkan mimpinya membelikan
untuk ayahnya.
Suatu hari kemudian setelah ia mengosok sepatu salah seorang  pelanggannya, dompet
pelanggan itu terjatuh, Eman  pun mengambilnya beberapa lembar  uang  keluar dari
dompet dan membuat eman tergiur. Ia mulai berangan-angan dapat makan enak dengan
ayahnya, di bayangannya ayahnya tersenyum dengan gigi ompong. Eman pun tertabrak
seseorang dan tersadar dari angan-angannya, Eman pun mengejar pelanggan tersebut
dan mengembalikan dompet itu pada pemiliknya, Eman di beri beberapa lembar uang
sebagai  jasa kebaikannya tetapi ia menolak tetapi pelanggan itu tetap bersih keras dan
memaksa, pelanggan tersebut  mengusap kepala Eman dan berlalu. Alangkah
bahagianya Eman hari itu mendapat begitu banyak rejeki, ia pun mengusap muka untuk
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter