Home Start Back Next End
  
12
Taktik yang digunakan ialah mundur, menyerang dari kiri, kanan, depan,
belakang musuh secara mendadak, sehingga merupakan sergapan maut bagi musuh yang
diserang. Taktik berputar-putar kemudian menyerang dengan mendadak dari .semua
arah yang memungkinkan terhadap titik lemah lawan, dikenal dalam Pangeran
Sambernyowo dengan nama "wewelutan" (welut/ikan belut), "dedemitan" (demit
syetan), "jejemblungan" (jemblung gila, edan-edanan).
Setiap anggota pasukan intinya mempunyai daya tempur yang sangat tinggi,
pantang menyerah dan pasti mendapatkan hasil yang gemilang menimbulkan korban
yang banyak di
pihak lawan. Dalam situasi apapun, andaikata terjebak mereka harus
dapat menghindar (lolos) dari musuh-musuhnya. Mereka pandai sekali menyaru atau
menyamar (camouflage) sebagai pasukan lawan, sehingga acapkali musuh tertipu, dalam
keadaan yang demikian memberikan kesempatan yang baik bagi pasukan R.M. Said
untuk menghancurkan musuhnya.
Selama perjuangan yang sangat panjang itu, eyang (neneknya) R.A. Sumanarsa,
istri (Kanjeng Ratu Bandana.), Mas Ayu Kusuma Patahati, Ampildalem (selir), serta
putra
putri beliau, dan kerabat terdekat turut mendampingi R.M. Said. Mereka terlatih
duduk di atas punggung kuda, terbiasa berkuda dari gunung ke gunung, menuruni
lembah atau menyeberang sungai. Mereka mengenal baik segala hutan, juga yang dapat
dijadikan makanan (jenis ubi-ubi yang tumbuh di hutan). Karena itulah pasukan
Pangeran Sambernyawa tidak mengenal kelaparan.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter