14
Pada awal memisahkan diri itu, terjadi pertempuran yang hebat sekali melawan
pasukan Mangkubumi di desa Ksatrian barat daya kota Ponorogo lama. Pertempuran itu
terjadi pada hari Jumat Kliwon tanggal 16 Sawal tahun Jawa 1678 (tahun 1752). Setelah
kota-kota tersebut dibakar, ia memerintahkan segenap pasukan untuk keluar dari kota.
Ponorogo, yakni di desa Ksatrian. Pangeran Mangkubumi yang pada waktu itu berada di
Bancar menerima laporan bahwasanya Madiun, Magetan dan Ponorogo telah diduduki
oleh Pasukan R.M. Said. Dengan tergesa-gesa diperintahkan seluruh pasukannya di
Bancar untuk mengejar R.M. Said yang masih diperkirakan masih berada di Ponorogo.
Setelah Pangeran Mangkubumi memasuki Ponorogo ternyata kota itu telah dibakar dan
pasukan R.M. Said sudah keluar kota, berada di desa. Ksatrian. Pangeran Mangkubumi
mengejarnya dan pada hari itu juga terjadilah pertempuran yang begitu hebat, korban
yang amat besar berjatuhan di pihak Sultan.
Kalau pertempuran di Ksatrian Ponorogo terjadi pada tahun 1752, maka 4 tahun
kemudian tepatnya pada hari Senin Pahing, tanggal 17 Suro tahun Wawu, atau tahun
Masehi 1756, terjadi pertempuran yang sangat hebat di hutan Sitakepyak, sebelah
selatan kota Rembang. Pertempuran itu mengakibatkan korban yang begitu besar di
pihak Kompeni Belanda, yakni 1 Detachement pasukan Belanda di pimpin kapten Van
der Pol dapat dihancurkan. Detachement lainnya dibawah pimpinan Kapten Beiman,
juga diporak-porandakan.
2.8
Prajurit pengikut Raden Mas Said
|