Home Start Back Next End
  
2.2.3. Sejarah perkembangan Exchange Rate
Mata uang dulunya hanya dikenal sebagai alat tukar dalam perdagangan. Pada
perkembanganya, mata uang juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai komoditi yang dapat
diperjual belikan. Fungsi ini berkembang sejak berlangsungnya ekspansi negara-negara Eropa
Barat ke belahan dunia yang lain. Meluasnya pengaruh Eropa Barat membuat mata uang
mereka digunakan oleh koloni-koloninya. Perdagangan yang berkembang pesat
mengakibatkan kebutuhan mata uang asing meningkat pula. Negara yang pertama kali
menetapkan exchange rate bagi mata uangnya adalah inggris.  Atas inisiatif Raja George III,
pada tahun 1876 Inggris mematok sebesar 4,2477 Poundsterling (GBP atau STG) per satu ons
emas. Pada tahun 1879 AS menyusul dengan menetapkan US Dollar (USD) sebesar 20,67 per
satu ons emas (Rugman 1985:166).
Eitmen (2001:25-27) menggambarkan sejarah perkembangan exchange rate
yang
ditandai oleh lima peristiwa penting yaitu :  
The gold standard (1876-1913)
Pada
masa ini tiap negara menetapkan nilai mata uang berdasarkan berat dan harga
emas. Konversi mata uang juga menggunakan standard emas. Kejayaan standard emas
berakhir ketika politik di eropa menghangat menjelang Perang Dunia I. Negara-
negara besar di eropa memperkuat kemampuan militernya dan membiarkan emas
mengalir dengan bebas untuk memenuhi belanja anggaran pertahanan.
The interwar years (1914-1944)
Menipisnya stok emas negara-negara peserta perang mengakibatkan nilai mata uang
mulai berfluktuasi. Pada akhir Perang Dunia I hingga awal 1920-an mata uang
negara-negara yang kalah perang terutama Deutschemark (DEM) jatuh nilainya. Mata
uang negara-negara yang lemah turut jatuh akibat blokade ekonomi dan hancurnya
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter