Home Start Back Next End
  
mensosialisasikan dengan jelas nilai tukar yang diharapkan. Contoh penganut :
Singapura, Norwegia, Rusia.
Independent Floating
Sistem ini berdasarkan pada kebijakan otoritas moneter yang menyerahkan
pergerakan nilai tukar mata uangnya sepenuhnya pada mekanisme pasar. Intervensi
yang dilakukan bersifat insidental. Contoh penganutnya : AS, Jepang, Indonesia.
2.2.5. Fixed dan Flexible Exchange Rate
Menurut Eitman (2001:33), pilihan suatu negara terhadap sistem nilai tukar juga
merefleksikan prioritas-prioritas negara tersebut terhadap permasalahan perekonomian negara
bersangkutan seperti : inflasi, tingkat pengangguran, tingkat bunga, neraca pembayaran, dan
pertumbuhan ekonomi. Pilihan antara fixed
dan flexible exchange rate
bisa berubah seiring
dengan perubahan priorotas-prioritas penyelesaian permasalahan perekonomian. Fixed
exchange rate
menciptakan stabilitas nilai tukar yang mengakibatkan berkurangnya risiko-
risiko yang timbul akibat fluktuasi exchange rate. Namun fixed rate menimbulkan 
konsekuensi besar bagi otoritas moneter yang menganutnya yaitu :
Penerapan kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter yang ketat.
Persediaan  cadangan nasional berupa emas dan hard currency dalam jumlah besar.
Berkaitan dengan fundamental ekonomi suatu negara, penetapan fixed exchange rate
bersifat inkonsisten, karena kekuatan ekonomi suatu negara senantiasa berubah. Semakin
flexible exchange rate yang dianut oleh suatu negara, koreksi yang terjadi akibat perubahan
kekuatan perekonomian tersebut terjadi secara gradual dan efisien (sesuai mekanisme pasar),
sedangkan fixed exchange rate
sering membuat koreksi yang terjadi telah terlambat karena
harus disepakati dahulu antara otoritas moneter, birokrat, dan lembaga keuangan
internasional terlebih dahulu.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter