18
dilakukan melalui pengukuran sampai sejauh mana kompetitor akan sulit mengikuti
langkah yang diambil. Kedua apakah ada kemungkinan untuk memperluas
keuntungan yang akan diperoleh (Hussey, 2003). Dengan demikian, bagian akhir dari
sebuah inovasi adalah sejauh mana langkah yang diambil dapat menguntungkan dan
tidak diambil keuntungannya oleh pesaing dan mendapatkan keuntungan.
2.1.3.2. Tahapan dalam Proses Inovasi
De Jong & Den Hartog (2003) merinci lebih mendalam proses inovasi dalam
4 tahap sebagai berikut:
1. Melihat peluang. Peluang muncul ketika ada persoalan yang muncul atau
dipersepsikan sebagai suatu kesenjangan antara yang seharusnya dan realitanya. Oleh
karenanya, perilaku inovatif dimulai dari ketrampilan melihat peluang.
2. Mengeluarkan ide.
Ketika dihadapkan suatu masalah atau dipersepsikan sebagai
masalah maka gaya berfikir konvergen yang digunakan yaitu mengeluarkan ide yang
sebanyak-banyaknya terhadap masalah yang ada. Dalam tahap ini kreativitas sangat
diperlukan.
3. Mengkaji ide. Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap ide
yang muncul. Gaya berfikir divergen atau mengerucut mulai diterapkan. Salah satu
dasar pertimbangan adalah seberapa besar ide tersebut mendatangkan kerugian dan
keuntungan. Ide yang realistic
yang diterima, sementara ide yang kurang realistic
dibuang. Kajian dilakukan terus menerus sampai ditemukan alternatif
yang
paling
mempunyai probabilitas sukses yang paling besar.
4. Implementasi.
Dalam tahap ini, keberanian mengambil resiko sangat diperlukan.
Resiko berkaitan dengan probabilitas kesuksesan dan kegagalan, oleh karenanya
David Mc Clelland menyarankan pengambilan resiko sebaiknya dalam taraf sedang.
|