Start Back Next End
  
51
Avril, Mistinguett, dan Le Pétomane. Henri de Toulouse-Lautrec membuat sejumlah
lukisan dan adegan kehidupan malam di sana.
Folies-Bergère terus menarik sejumlah besar penonton hingga awal abad ke-20,
meskipun tempat ini lebih mahal daripada kabaret-kabaret yang lainnya. Orang merasa
nyaman berada di kabaret: mereka tidak perlu melepaskan topi, dapat mengobrol, makan
dan merokok kapan saja mereka mau, dll. Mereka tidak harus mengikuti aturan-aturan
yang biasa berlaku di masyarakat. 
Di Folies-Bergère, seperti di banyak cafés-concerts, ada banyak jenis pertunjukan:
penyanyi, penari, pemain akrobat (juggler), badut, dan sensasi-sensasi seperti keluarga
Birmane, yang semuanya berjanggut. Para penontonnya tertarik oleh bahaya pertunjukan-
pertunjukan sirkus (kadang-kadang sang penjinak binatangnya dibunuh oleh singa-singa
mereka), tetapi apa yang terjadi di panggung bukan hanya hiburan. Seringkali penonton
mengamati sesamanya, jalan-jalan, menemui teman-teman atau pelacur. Pada awal abad
ke-20, ketika perang hampir meletus, harga-harga melonjak dan kabaret menjadi tempat
untuk orang-orang kaya.
b.
Kabaret berbahasa Jerman 
Dua puluh tahun kemudian, Ernst von Wolzogen mendirikan kabaret Jerman yang
pertama, yang belakangan dikenal sebagai Buntes Theater
(teater warna-warni). Namun
segala bentuk kritik masyarakat dilarang oleh sensor terhadap teater di Kekaisaran Jerman
. Sensor ini dihapuskan pada akhir Perang Dunia I, yang memungkinkan para seniman
kabaret membahas tema-tema social dan perkembangan-perkembangan politik pada
waktu itu. Ini berarti bahwa kabaret Jerman baru benar-benar berkembang pada tahun
1920-an dan 1930-an, melahirkan segala jenis seniman kabaret yang baru, seperti
misalnya Werner Finck di Katakombe, Karl Valentin di Wien-München, dan Cläre
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter