e. Kyai. Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren. Ia
sering kali bahkan merupakan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan
suatu pesantren semata-mata bergantung kepada kemampuan pribadi kyainya.
Menurut asal-usulnya, perkataan kyai dalam bahasa jawa dipakai untuk tiga jenis
gelar yang saling berbeda:
1.
Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat;
umpamanya, Kyai Garuda Kencana dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang
ada di Keraton Yogyakarta.
2. Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya
3. Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang
memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam
klasik kepada para santrinya. Selain gelar kyai, ia juga sering disebut seorang
alim (orang yang memiliki pengetahuan tentang Islam secara mendalam).
Para kyai dengan kelebihan pengetahuannya dalam Islam, seringkali dilihat
sebagai orang yang senantiasa dapat memahami keagungan Tuhan dan rahasia alam,
hingga dengan demikian mereka dianggap memiliki kedudukan yang tak terjangkau,
terutama oleh kebanyakan orang awam.
Dalam beberapa hal, mereka menunjukan kekhususan mereka dalam bentuk-
bentuk pakaian yang merupakan simbol kealiman yaitu kopiah dan sorban. Untuk
menjadi seorang kyai, pertama-tama ia biasanya merupakan anggota keluarga
kyai.
Setelah menyelesaikan pelajarannya di berbagai pesantren, kyai pembimbingnya
yang terakhir akan melatihnya untuk mendirikan pesantren sendiri.
Kadang-kadang kyai pembimbing tersebut turut secara langsung dalam
pendirian proyek pesantren yang baru, sebab kyai yang muda ini dianggap
mempunyai potensi untuk menjadi seorang alim yang baik. Campurtangan kyai
|