konsep otoritarianisme yang dibuat dalam buku The Authoritarian Personality yang
menyatakan bahwa sikap dan perilaku otoritarian dapat dikaitkan dengan
pengalaman masa kecil seseorang dengan orangtuanya (Adorno et al., 1950).
Anak
yang sering dihukum orangtuanya karena melanggar aturan-aturan kedisiplinan, akan
memendam rasa benci pada orangtuanya. Namun, kebencian tersebut tidak
disalurkan secara langsung ke orangtua, sehingga diarahkan ke target pengganti
(displacement). Target pengganti tersebut umumnya adalah kelompok minoritas atau
kategori sosial lainnya yang dianggap mengalami penurunan nilai moral, seperti
kelompok radikal dan homoseksual (Adorno et al., 1950).
Tim Peneliti Berkeley mengajukan The Fascism (F) Scale yang mengukur
sembilan komponen kepribadian otoritarian (Altemeyer, 1981), yaitu:
1.
Conventionalism: ketaatan yang kaku (rigid) pada nilai-nilai yang
konvensional.
2.
Authoritarian Submission: kepatuhan atau sikap submisif yang tidak kritis pada
pemimpin kelompok yang dihormati.
3.
Authoritarian Aggression: kecenderungan untuk menolak dan menghukum
pihak-pihak yang dianggap melanggar norma-norma konvensional.
4.
Anti-Intraception: penolakan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
subjektivitas, imajinasi, kebebasan bepikir, dan berperasaan.
5.
Superstition dan Stereotype: superstition adalah kecenderungan untuk
mengalihkan pertanggungjawaban atas kejadian sehari-hari, dari diri sendiri
kepada kekuatan lain di luar kontrol dirinya, seperti kekuatan mistis. Stereotype
adalah kecenderungan untuk berpikir kaku, terlalu menyederhanakan kategori-
kategori sosial dalam format hitam dan putih.
|