Start Back Next End
  
26
Perkembangan istilah adolescence
memiliki arti yang luas, mencakup kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock dalam Ali
dkk, 2012). Pandangan
tersebut juga didukung oleh Piaget (dalam Ali
dkk, 2012) yang mengatakan bahwa
secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke
dalam masyarakat dewasa. Usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di
bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau sejajar.
Dalam tahap perkembangannya, remaja juga mengalami perkembangan pesat
dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja
memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam
masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karaktersitik yang paling menonjol dari
semua periode perkembangan (Shaw & Costanzo dalam Ali dkk, 2012).
Masa remaja berada di antara masa anak-anak dan orang dewasa, oleh karena
itu tahap usia remaja ini, dikenal dengan fase “mencari jati diri” (Ali
dkk, 2012).
Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi
fisik maupun psikisnya (Monks dkk dalam Ali dkk, 2012). Namun pada fase remaja
ini merupakan fase perkembangan yang berada pada masa yang amat potensial,
dilihat dari aspek kognitif, emosi, dan fisik.
Perkembangan intelektual yang terus-menerus menyebabkan remaja
mencapai tahap berpikir operasional formal. Pada tahap ini remaja mampu berpikir
secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan
apa saja peluang
yang ada padanya daripada hanya sekedar melihat apa adanya. Kemampuan
intelektual ini yang membedakan fase remaja dari fase-fase sebelumnya (Shaw dan
Costanzo dalam Ali dkk, 2012).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter