dipilihnya. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Gibson (1990) yang menyatakan
persepsi seseorang terhadap sesuatu hal sangat berpengaruh pada bentuk tingkah laku
yang muncul. Sedangkan menurut Walgito (2002) persepsi adalah suatu proses yang
aktif, karena seluruh aspek dalam diri individu seperti pengalaman dan kemampuan
berfikir dapat mempengaruhi proses persepsi tersebut. Keterlibatan seluruh aspek
dalam diri individu dalam melakukan pemaknaan menyebabkan stimulus yang sama
dapat diartikan berbeda-beda pada beberapa individu.
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses dimana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya,
menafsirkan, mengalami dan mengolah tanda atau segala sesuatu yang terjadi di
lingkungan yang sangat berpengaruh pada bentuk tingkah laku yang akan muncul.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi
untuk memasuki masa
dewasa (Rumini, 2000). Remaja dalam tahap berkembang ini akan mengalami masa
kritis dimana mereka sedang mencoba dan berusaha untuk menemukan dirinya.
Remaja akan banyak mempertanyakan tentang sesuatu yang baru dibuat, sedang
diperbuat, dan memikirkan apa yang akan diperbuat. Remaja akan mencoba sampai
mereka berhasil (Ronald, 2006). Dalam masa yang labil, remaja mempunyai
kecenderungan yang lebih besar untuk berperilaku agresif. Perilaku agresif pada
remaja antara lain seperti perkelahian, tawuran, saling mencaci dan bentuk-
bentuk
perilaku agresif lainnya (Godall dalam Koeswara, 1988)
|