remaja. Sehingga proses anak dalam menimbulkan perilaku tindakan antisocial
cenderung bisa dibatasi. Oleh karena itu, walaupun anak dibebaskan, orang tua tetap
terlibat dengan memberikan batasan berupa peraturan yang tegas (Arisandi.2010).
c.
Pola asuh Mengabaikan (Neglectful Parenting Style)
Pola asuh ini karakterisitik
orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak karena
cenderung lalai. Urusan anak dianggap oleh orang tua sebagai bukan
urusan mereka
atau orang tua menganggap urusan sang anak tidak lebih penting dari urusan mereka.
Baumrind menyatakan anak yang diasuh dengan gaya seperti ini cenderung kurang
cakap secara sosial, memiliki kemampuan pengendalian diri yang buruk, tidak
memiliki kemandirian diri yang baik, dan tidak bermotivasi untuk berprestasi. Dalam
konteks ini pola
asuh seperti ini dapat menghasilkan anak-anak yang cenderung
memiliki frekuensi tinggi dalam melakukan tindakan anti sosial. Oleh karena itu,
mereka tidak biasa untuk diatur sehingga apa yang mereka mau melakukan, mereka
akan lakukan tanpa mau dilarang oleh siapapun (Arisandi.2010).
d.
Pola Asuh Memanjakan (Indulgent Parenting Style)
Menurut Baumrind, pala asuh memanjakan membuat orang tua sangat terlibat dengan
anak-anak mereka. Mereka menuruti semua kemauan anak mereka, den sangat jarang
membatasi perilaku
anak mereka. Anak yang dihasilkan dengan pola asuh ini,
merupakan anak-anak yang sulit untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri,
karena terbiasa untuk dimanja.
Adapun faktor yang mempengaruhi pola asuh anak adalah : (Edwards, 2006),
|