Start Back Next End
  
21
2.5
Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak Konstruksi
Menurut Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Luciana Constantin
Gabriel Budacia (2009) dalam journalnya berjudul “Accounting Treatment of
Revenues and Expenditures for Construction Contracts under IAS 11
mengatakan bahwa masalah utama pada akuntansi jasa konstruksi adalah
alokasi pendapatan dan beban kontrak pada periode akuntansi saat aktivitas
pembangunan sedang berjalan, mengingat bahwa umumnya kontrak ini
diperpanjang lebih dari satu tahun. Keuntungan ataupun kerugian kontrak
tersebut akan tercermin dalam laporan laba rugi tahun berjalan, atau disisi lain
durasi kontrak yang lebih dari satu tahun akan mengadopsi metode yang sesuai
dengan IAS 11 (dalam hal ini PSAK No. 34 (Revisi 2010)).
Menurut PSAK No. 34 Paragraf 21 mengenai kontrak konstruksi,
jika
hasil konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan
biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing –
masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap
penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan.
Terdapat 2 (dua) metode akuntansi pengakuan pendapatan dan beban
untuk kontrak konstruksi menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011).
Kedua metode tersebut adalah:
1)
Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Perusahaan mengakui revenue
dan gross profit
berdasarkan pada
progress atau kemajuan dari proses konstruksinya. Jumlah pendapatan yang
diakui setiap periode berdasarkan beberapa ukuran kemajuan menuju
penyelesaian. Hal ini memerlukan perkiraan biaya yang belum akan
dikeluarkan. Dengan demikian, pendapatan dan biaya harus diakui pada
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter